Terdengar suara gemeletak api di samping Victoria. Samar-samar aroma makanan tercium di udara. Victoria menarik napas dalam-dalam dan mendesah.
"Hmmm," gumamnya.
Lalu ia membuka matanya perlahan. Sesosok wajah tengah memperhatikannya sambil memiringkan kepalanya. Lalu orang itu tersenyum padanya.
Perlu waktu beberapa detik untuk menyadari jika itu adalah wajah Baron. Ini pasti mimpi. Mengapa bukannya wajah Neyan yang ia lihat?
Seberkas rasa rindu menjalari tubuhnya. Ia pun balas tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Baron.
"Aku sangat merindukanmu, Ron," ucap Victoria lemah.
Baron tampak terkejut dengan sentuhan Victoria, tapi kemudian ia menjepit tangan Victoria dengan bahunya sambil memejamkan mata seolah menikmatinya.
Jika ini memang mimpi, mengapa semuanya terasa nyata? Aroma masakan, kulit Baron yang hangat, dan sekujur tubuh Victoria yang sakit. Semuanya terasa begitu nyata.
"Ron, aku ada di mana?"
