Pintu rumah itu terayun terbuka dan seorang wanita dengan penampilan yang lebih baik, keluar dari sana dan memeluk Doru dengan sangat erat.
"Anakku telah kembali!" serunya.
Doru balas memeluk wanita itu dengan sangat erat, lama sekali. Wanita itu terisak sambil terus menerus mengucapkan nama Doru.
Victoria jadi terharu melihatnya. Buru-buru ia memalingkan wajahnya karena khawatir air matanya akan ikut meleleh. Saat ia bertemu dengan ayahnya pun, ia tidak memeluk ayahnya selama dan sedalam itu.
Lalu pelukan itu pun terlepas. Doru menatap ibunya dan menghapus air matanya.
"Mereka bilang, semua prajurit yang pergi dalam misi mencari Putri Neyan telah mati. Mereka tidak menyebut namamu. Ibu tahu kalau kamu masih hidup di suatu tempat sana. Mengapa kamu tidak segera pulang, Nak? Ibu sangat merindukanmu," ucap ibunya Doru dengan suara yang bergetar.
"Maafkan aku, Bu. Aku terlalu malu untuk pulang."