Malam itu, Victoria kembali melihat Neyan dalam mimpinya. Neyan tampak berseri-seri dengan wajah yang bersinar.
Victoria mulai terbiasa melihat Neyan dalam mimpinya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya selama beberapa hari ini.
"Hai, Saudariku!" panggil Neyan dengan wajah yang ceria.
"Hai. Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Victoria.
"Aku sedang senang sekali karena pada akhirnya, ibuku mau merelakan kepergianku," ucap Neyan sambil terbang ke sana ke mari seolah tidak ada gravitasi yang menghalanginya.
Victoria melihat ke sekelilingnya dan menyadari jika ia pun sama-sama sedang terbang dengan menggunakan sayapnya.
"Benarkah?"
"Ya, Victoria! Ibuku telah berbicara denganku melalui mimpi, sama seperti yang kita lakukan. Aku memberitahunya untuk tidak membencimu lagi dan merelakan kepergianku. Tampaknya, aku telah berhasil memberitahunya."