Kaliya meremas daun itu dengan kedua tangannya sambil mengucapkan sesuatu. Raymond melipat tangannya dan menunggu.
Lalu Kaliya menyodorkan daun yang sudah berubah menjadi biru pekat itu ke depan wajah Raymond. "Makan ini."
"Apa?" Raymond terperangah. "Tidak, tidak. Aku tidak akan makan sesuatu yang baru saja dari tanganmu."
Kaliya mengedikkan bahunya. "Itu terserah padamu. Aku bisa saja menyerahkanmu pada para penjaga dan membiarkan mereka menangkapmu."
"Hei, tunggu dulu. Untuk apa aku memakan daun itu?"
"Ini supaya kamu terlihat sepertiku." Kaliya menunjuk dirinya sendiri.
Raymond mengernyitkan hidungnya sambil maju perlahan dan membuka mulutnya dengan ragu.
"Ayolah, buka mulutmu yang besar," perintah Kaliya.
Akhirnya, Raymond terpaksa membuka mulutnya lebar-lebar. Tepat ketika Kaliya hendak memasukkan serbuk itu ke dalam mulutnya, Raymond berteriak.
"Stop!" teriaknya hingga membuat Kaliya terkejut.
"Ada apa?"