"Apa kamu ingin mempertaruhkan nyawamu lagi untuk sebuah petualangan yang mematikan?" tanya Majer.
Victoria menatap kedua mata Majer yang tengah menegurnya dengan tajam. Seketika ia kehabisan napas karena merasa bersalah. Ini sungguh aneh. Apa Loma selalu merasa seperti itu setiap kali Majer menatapnya?
"A-aku tidak … aku tidak bermaksud untuk …."
"Aku harap kamu tahu apa yang akan kamu lakukan, Yang Mulia," ucap Majer dingin. "Kamu baru saja menjadi seorang putri. Jangan pernah membahayakan nyawamu sendiri."
Suasana berubah menjadi canggung. Jakris dan Raen saling tukar pandang. Lalu Jakris berbisik sesuatu di kuping Raen.
"Uhm, aku punya puding untuk makanan penutup," ucap Raen yang tiba-tiba berdiri. "Tunggu sebentar ya. Oh ya, Majer, apa kamu mau membantuku?"
Majer masih menatap Victoria, lalu ia menjawab, "Tentu, Yang Mulia."
Ia pun berdiri dan mengikuti Raen menuju ke dapur. Kini di meja makan hanya tinggal Jakris dan Victoria.