Jagro melempar Vuit ke udara dan mengeluarkan pedangnya tepat ketika Vuit hendak terjatuh ke tanah. Seketika darah merembes dari perut Vuit banyak sekali.
"TIDAK!" teriak Neyan. "KENAPA KAMU MEMBUNUHNYA?!"
"Dia pantas mati," ujar Jagro tenang. "Pron, bawa dia."
"Baik, Bos!" seru Pron.
Pron mengunci tangan Neyan dan menyeretnya keluar dari hutan. Bagaimanapun juga Neyan berontak, ia tidak dapat melakukan apa-apa. Kekuatannya seketika menghilang.
Ia menoleh ke belakang, tempat Vuit tergeletak seorang diri tanpa siapa-siapa yang menolong. Matanya membuka, tapi tatapannya kosong. Vuit telah meninggal.
"Tidak! Vuit!" seru Neyan sambil menangis tersedu-sedu.
Meski pertemuannya dengan Vuit sangat singkat, tapi Neyan merasa berutang budi pada pria itu. Selama ini hanya Vuit yang bersikap baik padanya. Pria itu telah menyelamatkannya berkali-kali, mencegahnya untuk mati bunuh diri.