"Masuk Bu." Ujarnya.
Aku pun melangkah masuk. Entah kenapa, setiap perkataanya seolah membiusku sehingga aku tidak sanggup untuk menolaknya. Dia memperbaiki posisi bersandarnya ketika aku mendekat.
"Mas Bram, kok berani telanjang bulat seperti itu? pintunya kamarnya terbuka lebar lagi, nanti kalau ada anak kos yang lihat gimana?" tegurku.
"Lho memangnya kenapa kalau mereka lihat, Bu ? Ini 'kan kos laki-laki. Jadi enggak masalah 'kan?" jawabnya lugas, seakan itu bukan masalah besar.
"Lagian saya telanjang seperti ini kan untuk ibu." Imbuhnya dengan suara pelan yang menggoda. Aku memalingkan wajah sambil mengigit bibir. Sebenernya, nuansa hati ini lagi gak enak gara-gara ulah Novian tadi. Tapi, mana mungkin aku menolak pria pujaan ku itu kan?
"Sini Bu." Dia bangkit sebentar untuk menarik tanganku sehingga aku terjengkang dan jatuh tepat di pelukannya.