"Bram." desahku sembari memegang dada yang terasa sesak. Pria idamanku datang bersama tiga wanita sexy ke rumah. Sepertinya Bram sengaja ingin membakar hatiku, sebuah pembalasan telak atas pengkhianatanku tadi.
Lengan kanan Pria itu yang kekar itu tampak merangkul seorang wanita yang kutahu adalah Ayu. Sedangkan lengan lainnya merangkul kedua wanita asing yang tidak kalah sexy dari Ayu. Mereka yang dalam keadaan mabuk itu bercengkrama begitu riang, seolah sedang menertawakan diriku yang sedang berlelehan air mata.
Sekilas Bram melirik ke arah jendela sembari tersenyum miring, seakan dia tahu kalau aku sedang mengawasinya dari sini. Secara refleks aku membuang muka. Meski kacanya tidak bisa tembus dari luar. Tapi sorot matanya bagaikan belati yang menikam hati ini berkali-kali.