"eeemmmmhhhh.....", lenguhku dengan dua kaki mengangkang, gaun gamisku terangkat di atas pinggangku, bulu kemaluanku yang menghiasi vaginaku terlihat jelas dengan bibir vaginaku yang basah dan jari tangan pak fer yang mencolok-colok lubang vaginaku, mengocok keluar masuk dengan semakin keras dan cepat hingga membuatku menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat dan ngilu yang merambah seluruh tubuhku. namun tiba-tiba terdengar suara klakson mobil di belakang dan lampu hijau telah menyala. pak fer menarik tangannya dan menjalankan mobilnya sementara aku yang terengah dengan rasa nikmat yang terhenti mendadak membuatku putus kenikmatan.
"eeehh...paak fer....", sergahku dengan vaginaku yang sudah basah dan becek dibuatnya tertahan begitu saja membuatku mengigit jari. kubiarkan selangkanganku tetap terbuka dan ku elus itilku dengan tanganku sendiri.
"eeeehhhhmmmm... eeessshh....", desahku
"nanggung ya tri....?", ujar pak fer sambil terus mengemudikan mobilnya dengan sesekali matanya melihat kearahku dan kearah selangkanganku yang masih mengangkang.
"he eh... ", jawabku tanpa malu lagi aku terus mengulas itilku, merasakan kenikmatan dari tanganku sendiri.
"eeeehhh....pak feeer...", rintihku lagi dengan tubuh menggeliat, kedua kakiku mengangkang lebar, setelah menepikan mobilnya di pinggir jalan, tangannya kembali mencolokan jarinya dengan tangan bergerak cepat mengocok lubang vaginaku dan aku kembali melayang, mereguk kenikmatan colokan jarinya.
"ooohhh... ", lenguhku dengan mata sayup, aku tak peduli dengan tepi jalanan ini apakah ada orang atau tidak, aku ingin menikmatinya.
"enak tri...?", tanya pak fer sambil terus mengocokkan tangannyam itilku terasa geli dan nikmat sekali kena gesekan jarinya.
"he eh...", jawabku singkat sambil menggeliat-liat.
"gak pengen pake kontol tri....?", tanya lagi.
"eeemmhh... ", lenguhku sambil mengangguk manja kepadanya.
"pengen pake...apa ?", tanyanya lagi memancingku dengan gerakan tangannya yang melambat dan berhenti mengocok lubang vaginaku.
"eeemmmh... pengen kontol....", ucapku dan tangannya kembali bergerak mengocok sambil tersenyum memandangiku.
"bilang lagi...", pintanya.
"pengen... dientot kontol.. eeeemmhh....", ucapku
"uh lagi tri... aku suka liat kamu ngomong jorok...", ujarnya satu tangannya menjamah-jamah dadaku yang masih tertutup sementara satu tangannya lagi semakin kencang mengocokan jarinya di lubangku.
"pengen dientot kontol... eeeeehhh...", ucapku lagi seperti keinginannya.
"uh.. seksi banget...", pujinya.
"paak feeer... eeeehh... pengen kontol....", lenguhku tanpa malu-malu lagi dengan suara hatiku, aku benar-benar ingin dimasukin kontolnya.
"oya pengen diapain...?", pancingnya seraya mengecup bibirku.
"pengen dientot kontol...", ucapku dengan luapan keinginanku yang sudah dikuasai birahiku.
"apanya tri...?".
"eeeh... memek aku pengen kontol... pengen dimasukin kontol....", ucapku dengan birahiku yang semakin meluap.
"aku pengen dihamili.... coba bilang gitu tri....", pintanya.
"eeehhh... paaak.. feeer.... eeh... aku pengen dihamilin....", ucapku mengulang kata-katanya.
"aku juga mau nih tri....", ujar pak fer namun yang membuatku kembali terputus kenikmatan yang hampir mencapai orgasmeku dengan kocokan tangannya, saat pak fer mancabut jarinya dari lubang vaginaku dan aku hanya terengah-engah merasa kosong.
pak fer melambatkan mobilnya seraya mobilnya membelok memasuki sebuah mall yang tak jauh.
"emmhh... gak apa-apa disini pak fer ?", ujarku sambil melihat parkiran sekitar mobil yang sepi.
"sepi kan...!", pak fer meyakinkanku namun tangannya sudah menyibak gaun gamisku ke atas, tubuh telanjangku di balik gaun gamis sudah terpampang di hadapannya. tangan pak fer sudah meremas-remas buah dadaku dan aku hanya pasrah menyambut bibirmya yang melumat dengan penuh napsu.
"eeemmfffhhhh....", lenguh ku seraya kujulurkan lidahku yang dihisapnya dengan gemas.
"eemhhh...", lenguhku lagi dengan tubuhku menggelinjang saat kurasakan lubang vaginaku yang sudah dicolok jarinya sejak tadi. kedua tanganku merangkul di leher pak fer yang terus melumat bibirku, jarinya semakin cepat mengocok lubang vaginaku membuatku semakin melayang tinggi dengan kenikmatanku yang semakin memuncak ke ubun-ubunku.
"aaaahh... pak feeeer.....", eluh ku padahal aku hampir akan orgasme lagi dengan nafas terengah dengan kenikmatan yang kembali terputus saat pak fer mencabut jarinya dari lubang vaginaku. pak fer melandaikan kursi yang ku duduki dan ia berpindah ke kursiku di hadapan selangkanganku yang direntangkannya, kontolnya sudah siap di hadapan vaginaku yang tak lama mengarahkan kepala jamurnya tepat di lubang vaginaku. blesssssshhhhhh....
"aaaaaaaaaahhh.....", lenguh panjangku dengan nikmatnya, menerima seluruh batang kontolnya didalam vaginaku dengan nikmatnya terasa hangat berdenyut dan begitu keras menjejal mengisi seluruh relung lubang vaginaku yang sudah gatal. dan aku kembali melenguh saat pinggulnya mulai mengayun sehingga kontolnya mulai mencolok-colok keluar masuk di vaginaku. pak fer menindih tubuhku sambil kembali melumat bibirku dengan penuh birahi. aku hanya mampu melenguh dengan mata terpejam-pejam mereguk kenikmatan yang begitu lengkap kurasakan.
"ooohhh.... eeessshhhh... eeeeeehhh...", pekikku dengan rasa nikmat semakin memuncak aku tak lagi dapat menahan orgasmeku.
"paak feeer... teruuusss.. aku mau keluaar... aaaaahhh....", ucapku dan pak fer memompa vaginaku dengan semakin cepat dan sesaat kemudian aku tak dapat lagi menahan orgasmeku. aku memekik tertahan dengan tubuhku bergetr hebat, mengejang nikmat dan kureguk kenikmatan orgasmeku.
"udah keluar tri...?", tanya pak fer memperlambat goyangan pinggulnya.
"udah....eeehh...", jawabku sambil terengah dan aku menyambut bibirnya yang melumat bibirku, pinggulnya kembali mengenjot dengan nikmatnya sambil tangannya meremas-remas buah dadaku dengan gamisku yang tersingkap hingga keatas, tubuh telanjangku benar-benar terlihat dengan jelas jika ada orang yang mengintip dari luar jendela mobil.
"paaak.... feeeer... gak kuaaat... geli banget....aaaahh...", eluhku sambil menggeliat, kepalaku menggeleng tak karuan, menggerak-gerakan kerudungku yang tak karuan masih melekat di kepalaku.
"bilang 'kontol enak'... tri...", pintanya dan aku menurutinya.
"aaah... kontol enak... enak dientot kontol....", ucapku dengan sedikit berimprovisasi dari luapan kenikmatan yang kurasakan aku meluapkan semua perasaanku. berkali-kali aku mengulangi ucapan itu hingga kenikmatan itu semakin terasa lengkap bagiku dan membuatku tak lagi mampu menahan orgasmeku lagi.
"oooohhh....", tubuhku mengejang-ejang,menggeliat, mulutku menganga dengan bibir ku yang dihisapnya.
"udah keluar lagi tri...?", tanya pak fer dan aku hanya bias mengangguk dengan nafas terengah-engah.
"kamu di atas tri...", pinta pak fer seraya mencabut kontolnya yang kulihat berlumuran dengan lendirku. pak fer berpindah ke jok belakang dan aku mengangkangi kontolnya yang diarahkan ke vaginaku dan perlahan aku menurunkan tubuhku duduk dipangkuan pak fer yang memelukku dengan kedua buah dadaku tepat di wajahnya. pinggulku mulai mengayun dan kurasakan batang kontolnya seakan mengaduk-aduk di dalam liang vaginaku.
"oooohhh....", lenguhku, begitu nikmatnya dengan posisi seperti ini sambil aku berpegangan kepala pak fer yang terbenam di dadaku. tangannya membantu pinggulku yang mengayun sambil meremas-remas bokongku.
"aaah....", nikmat sekali, lenguhku berkali-kali.
"uuuhh... triii....", lenguh pak fer
"paak feeer... ", ucapku
"enak tri....?!".
"aku tak kuaaat....". rintihku
"iya tri... bareng tri.... goyang tersss....", ujar pak fer dan aku terus menggoyang pinggulku semakin cepat dan kencang.
"aaaaahhh... paak....", lenguhku dan sesaat kemudian tubuhku kambali mengejang-ejang lagi.
"uuuh... teruss triiiiii..... uuuuuggghhh....", geram pak fer sambil tangannya yang mencengkeram bokongku terus mengayunkannya agar pinggulku tak berhenti mengayun.
"uuuugggg.....", geram pak fer berkali-kali menyemburkan spermanya di dalam vaginaku sementara aku pun sedang mengalami orgasme juga sehingga lengkap lah rasa nikmat ini menyelubungiku.
aku masih terengah-engah di pangkuan pak fer yang memeluku. kontolnya masih menyatu di dalam vaginaku hangat dan berdenyut. tangannya membelai lembut pungguku tiba-tiba.....
"tok... tok... tok....", terdengar suara ketukan kaca jendela mobil, dan terlihat seseorang berdiri di samping mobil membuat aku dan pak fer tersentak seraya membenahi pakaian masing-masing. aku menjulurkan gaun gamisku kembali menutupi tubuh telanjangku, kubenahi kerudungku, pak fer sudah kembali duduk di belakang kemudinya.
"ya pak...?", tanya pak fer sambil membuka kaca mobilnya.
"selamat sore pak....", sapa orang yang berpakaian security itu sambil melihat ke arahku dengan mata penuh selidik.
"maaf... tadi saya liat mobil bapak goyang-goyang....", ujarnya sambil matanya bertemu pandang dengan mataku dan aku hanya bisa menunduk malu.
"e...oya pak...", pak fer menjawab singkat.
"saya ngerti pak... lain kali jangan disini pak...", ujar security itu.
"ya pak maaf.... ini istri saya kok pak....", ujar pak fer.
"ya sudah pak...".