"emmhh... pak fer... eeehhh...", lenguhku dengan nafas terengah saat bibirku terlepas dari lumatan bibirnya, setelah pak fer menelanjangiku, gaun gamisku sudah terlepas dari tubuhku yang sudah telanjang dan hanya menyisakan kerudung yang masih membungkus di kepalaku, berdiri mengangkang dengan tangan pak fer yang mencolok vaginaku dengan jarinya dan satu tangannya lagi meremas-remas buah dadaku.
"sini tri naik...", ujar pak reno yang sudah berbaring terlentang dengan tubuh kekarnya yang telanjang, kontolnya sudah berdiri tegak begitu gagahnya. pak fer melepas tubuhku kepada pak reno sambil tangan nakalnya mengelus dan meremas bokongku. kedua kakiku mengangkangi tubuh pak reno dengan kontol tepat di bawah selangkanganku. kubimbing kontolnya ke mulut vaginaku yang sudah basah sejak tadi dicumbu pak fer.
"eeemmmhhhh... oooooohhhh....", lenguhku perlahan batang kontol pak reno menjejal lubang vaginaku, menyeruak masih semakin dalam dan menghilang di telan vaginaku, aku duduk bersimpuh di atas pinggul pak reno, perlahan menggoyangkan pinggulku.
"uuh goyang triiii....", ujar pak ren sambil tangannya mengelus kedua pahaku. pinggulku mengayun dengan nikmatnya merasakan kontol pak ren yang mengaduk-aduk di dalam liang vaginaku. pak fer berdiri di sampingku sambil menyodorkan kontolnya ke wajahku.
"eemffhhh...", aku menghisapnya sambil kucoba terus mengayunkan pinggulku.
"uugh....", geram pak fer sambil membelai kerudung di kepalaku.
aku melepas kontol pak fer dari mulutku saat pak ren menarik lenganku hingga merebahkan dadaku mendarat di atas dada kekarnya dan kusambut bibirnya yang melumat bibirku sambil tangannya memeluk tubuh telanjang ku yang berada diatasnya, menjamah bokongku, mengelus punggungku sementara batang kontolnya menghujam-hujam perlahan lubang vaginaku. aku hanya bisa melenguh nikmat dengan nafasku yang terengah-engah diatas tubuh pak reno.
"pindah sini tri... ganti..", ujar pak fer yang sudah berbaring di samping pak reno dengan kontolnya yang ditegakkannya.
"eeeehhh....", lenguhku seraya ku angkat tubuhku dengan kontol pak reno yang menjulur keluar tercabut dari lubang vaginaku. aku beralih mengangkangi pinggang pinggang pak fer mengarahkan lubang vaginaku agar tepat di kepala kontol pak fer yang tegak berdiri.
"aaaahhhh.....", lenguhku bersamaan dengan tubuhku yang kuturunkan sehingga kontol pak fer melesak kedalam vaginaku dan kembali aku mengayun pinggulku mereguk kenikmatan birahiku sambil tangan pak reno meremas-remas buah dadaku aku terus mengayunkan pinggulku.
"gantian dulu ren.. uuhh... memek kamu enak banget tri....", ujar pak fer kepada pak reno dan memujiku.
beberapa saat aku dipangkuan pak fer, kembali pak reno memintaku untuk kepangkuannya, kembali aku mencabut kontol dari vaginaku, padahal lagi enak-enaknya. aku membimbing kepala pak reno ke lubang vaginaku dan kembali amblas tenggelam di dalam vaginaku. pinggulku kembali bergoyang.
"uuuuuhhhh....", lenguhku menikmatinya, 2 kontol lelaki ini kembali menggilir vaginaku, aku sudah terhanyut jauh kedalam kenikmatan birahi ini. tak lagi terpikir olehku akan harga diriku sebagai wanita bersuami, yang seharusnya menjaga diri dari hal seperti ini apalagi keseharianku berkerudung namun tak membuat aku tak mencegah aku melakukan hal seperti ini, pasrah dalam pelukan lelaki yang bukan suamiku, membiarkan tubuhku di jamah dan dinikmati mereka, semua ini karena aku menginginkannya.
"aaaaahhhh.... oooohhhh...", lenguhku birahiku sudah memuncak hingga ubun-ubunku, aku merintih dan melenguh sejadi-jadinya diatas pangkuan pak reno dan aku tak lagi dapat membendung orgasmeku.
"aaaahhh.... aaaaahhh....", pekikku dengan tubuhku yang bergetar dan mengejang hebat.
tubuhku terkulai, pak fer memelukku, membaringkanku di kasur, kontol pak reno terlepas dari vaginaku yang berdenyut dengan tubuh berbaring terengah kedua kakiku mengangkang lebar di hadapan pak fer yang membimbing kontolnya dan menjejalkannya ke lubang vaginaku.
"eesssssshhhh... pak feeer....", lenguhku dan pak fer merengkuhkan tubuhnya di atas tubuhku. pinggulnya mulai mengayun naik turun, kontolnya menghujam-hujam di vaginaku yang masih berdenyut geli dan membuatku hanya bisa melenguh nikmat. aku menyambut bibir pak fer yang melumat dengan gemas penuh napsu. sementara buah dadaku dalam remasan tangannya
membuatku semakin lengkap kenikmatan yang kurasakan. aku kembali melayang tinggi dalam kenikmatan ini. selang beberapa saaat kemudian pak fer memberi kesempatan kepada pak reno menggantikan nya.
"aaaaahhhh....", lenguhku menggelinjang saat kontol pak fer menjulur keluar kemudian pak reno membimbimbing kontolnya.
"aaaaaahhh....", lenguhku lagi.
selang beberapa saat pak reno memberi kesempatan kepada pak fer mengambil alih tubuhku.
"nunggin tri....", pinta pak fer seraya membimbing tubuh telanjangku untuk berbalik dan menyembulkan bokongku di hadapannya.
"aaaaah...", lenguhku bersamaan dengan pak fer yang menampar dan meremas bokongku.
"seksi banget bokongmu tri....", pujinya dan membimbing kontolnya kembali ke vaginaku. bleesssshhh..... dan tangannya mencengkeram pinggulku seraya mengayunkan pinggangnya. ceplok---ceplok-- ceplok suara bokongku begitu keras membentur pinggangnya dan dengan deras pula kontol pak fer menghujam-hujam vaginaku.
"cantik banget kamu tri...", puji pak reno sambil membenahi kerudungku agar tak menutupi wajahku kemudian wajahnya merunduk dan mengecup bibirku. tangannya meraih buah dadaku dan meremas-remasnya dengan gemas. "isep tri...", pinta pak reno seraya menjejalkan kontolnya ke mulutku. lengkap sudah mulut atas dan bawahku di jejal kontol secara bersamaan. dan aku tak dapat membendung orgasmeku lagi.
"emffhhh... aaaaaaahhh... aaah....", pekikku dengan kontol pak reno yang ku lepas dari mulutku, tubuhku bergetar dan mengejang hebat dan aku mereguk kenikmatan ini kembali.
tubuhku kembali lunglai di kasur terlentang dengan nafas tersengal. pak reno mengambil alih tubuhku dari pak fer yang memberi kesempatan kepadanya.
"aaaaaahhh....", lenguhku dengan vaginaku yang masih berdenyut kembali di jejal kontol. pak reno menindih tubuhku dan pinggulnya mulai mengayun nikmat membuatku kembali merintih dan melenguh tak berdaya. dan tak lama aku kembali mengalami orgasmeku lagi dalam hujaman kontol pak reno yang begitu nikmatnya. aku terkulai lemas dan berganti pak fer yang menjejalkan kontolnya.
"aaaahhh... pak feeer...", rintihku agar ia melambatkan enjotannya namun malah membuat pak fer semakin cepat menggejotkan pinggulnya membuatku semakin kewalahan dan tak lagi dapat ku kendalikan diriku, aku kembali mengalami orgasmeku selang tak lama dari orgasmeku sebelumnya. aku mengejang nikmat mereguk orgasmeku untuk kesekian kalinya.
"aaaahh....", rintihku karena pak fer tak kunjung mengendorkan enjotannya walau aku sudah mengalami orgasmeku.
"oooh triiiii....", pekik pak fer yang sesaat kemudian ia mencabut kontolnya dan memintaku untuk menghisapnya. mulutku menganga dan pak fer menjejalkan kontolnya bersamaan dengan spermanya yang menyembur masuk ke dalam kerongkonganku.
"isep tri,,,uuugh.... telen triii... telen....", pinta pak fer dan aku menurut menelan spermanya hingga tetes terakhir yang keluar dari kontolnya.
"aaah pak fer...", ucapku melepas kontol pak fer yang sudah tuntas menyemburkan spermanya. namun pak reno kembali mengambil alih selangkanganku.
"lagi tri he he he...", ucap pak reno sambil menjejalkan kepala kontolnya di vaginaku.
"aaaaahhh....", lenguhku dengan terbenamnya kontolnya pak reno menggenjotku.aku merintih, aku melenguh sejadi-jadinya, vaginaku benar-benar digilir kontol mereka.
"tri... uh... boleh keluarin di dalem gak tri....?", bisik pak reno kepadaku.
"jangan pak... di luar aja....aaahh....", ucapku.
"aduh kenapa tri...?", kejar pak reno kepadaku.
"aku gak mau dihamilin pak reno...", ucapku dengan lembut dan pak reno tak memaksaku sesaat kemudian ia mencabut kontolnya dan memintaku untuk menghisap seperti pak fer tadi.
usai membersihkan tubuku, aku memakai baju gamisku, kerudungku dan membenahi make up ku sedikit bersolek. pak fer pun sudah rapi sementara kulihat pak reno masih membiarkan tubuhnya yang telanjang duduk di sofa. kontolnya yang besar dan panjang menggantung indah begitu gagahnya walau kontolnya tak berdiri tegak namun menggairahkanku sebagai perempuan. aku mengecup kepala kontolnya sebagai kecupan perpisahan saat pamit pulang bersama pak fer.