"emmhhh....pak feeer....", lenguh ku yang tergolek di atas kasur dengan kedua kakiku yang menjuntai di lantai mengangkang lebar sementara pak fer terus saja menciumi vaginaku dengan lidahnya yang menjilati dan melumat itilku. gaun gamisku sudah kusingkap ke atas hingga kedua buah dadaku yang tak lagi terbungkus BH, sejak pulang dari kantor tadi aku sudah melepas BH dan Celana dalamku sehingga hanya gaun gamis yang membungkus tubuh telanjang ku dan kerudung yang menutupi kepalaku.
"gaaak kuaat... eeeeehhh.... pengen kontol.... ", sambil mencengkeram kepala pak fer yang masih saja berciuman dengan vaginaku.
"he he... suamimu kelamaan keluar kotanya sih tri...", ujarnya pak fer beranjak berdiri sambil membuka celana dan menyembul kontolnya yang sudah menegang saat celananya melorot. aku cepat bangun dari kasur ku raih kontol pak fer dan kucium ku jilat dan ku hisap dengan penuh birahi.
"biar aku yang muasin kamu deh tri.... biarin suami mu sibuk keluar kota he he he...", ucapnya lagi sambil membelai kepalaku yang terbungkus kerudung, membiarkan aku menikmati kontolnya yang semakin keras di mulutku. aku memang sudah begitu dahaga, beberapa malam ini aku tidur sendiri karena suamiku sedang dinas keluar kota sehingga beberapa kali aku melampiaskan hasratku dengan tanganku sendiri.
beberapa jam sebelum ini terjadi....
"pak fer...", ucapku sambil kuraih tangannya dan kubimbing ke dadaku.
"pengen tri...?", ujarnya sambil meraba dadaku aku mengangguk tanpa malu-malu aku memintanya.
"ya nanti sore, pulang kerja kita mampir ke tempat apartment temenku minjem kamar...", ujarnya siang itu usai makan siang bersamanya hingga aku tak sabar menunggu sore hari saat jam kerja usai aku bergegas keluar kantor menuju parkiran dimana pak fer menunggu dengan mobilnya.
kontol pak fer sudah begitu keras dimulutku, aku melepaskannnya dari mulutku dan beringsut mundur ke atas ranjang dengan gaun ku singsingkan, karena hanya sebentar aku tak perlu membuka gamis dan kerudungku, pikirku. aku berbaring dengan kedua kaki mengangkang.
"pak fer....", ucapku manja kepadanya yang tersenyum mengerti seraya beringsut ke hadapan selangkanganku dengan menggenggam kontolnya yang mengarah ke vaginaku.
"eeeeeeemmhhhhhh.....", lenguhku saat kurasakan kepala kontolnya menggesek bibir vaginaku. aku menggeliat sambil menggigit bibirku menahan kenikmatan saat kontolnya menerobos lubang vaginaku nanti. pinggulku menggeliat namun pak fer tak kunjung memasukan kontolnya.
"pak ferr....", ujarku manja disela lenguhanku agar ia memasukannya. namun kepala kontolnya hanya digesek-gesekannya di belahan bibir vaginaku yang sudah basah. itilku terasa geli dan berdenyut, lubang
vaginaku sudah ingin dijejal kontolnya namun tak kunjung dimasukannya.
"pak fer...eeeehhh...", lenguh ku lagi, ku raih batang kontolnya ku coba untuk menarik dan memasukannya ke vaginaku namun pak fer menahannya.
"pak fer... masukin....", pintaku memandangnya yang tersenyum kepadaku.
"udah beapa hari suami mu keluar kota tri...?", tanyanya sambil terus menggesekkan kepala kontolnya di itilku.
"eeehh... paak ferrr... eemmhhh... udah hampir seminggu...eeeemhhh... masukin pak fer....", pintaku lagi.
"wah pantes kamu udah pengen banget ya tri...", ujarnya dan aku hanya menggeliat saat kepala kontolnya tepat di mulut lubang vaginaku.
"pak fer.... masukin....", pintaku lagi. sambil tersenyum, perlahan kepala kontolnya mulai menyeruak mulut vaginaku.
"pak feeer... masukin semua....", pintaku lagi dan ku peluk tubuh kekarnya yang mendarat diatas tubuhku. dan tubuhku melengkung nikmat saat batang kontol ber kepala jamurnya menyeruak perlahan terbenam menjejal di lubang vaginaku. dan aku mulai mereguk kenikmatan ini saat pinggulnya mulai menggoyangku.
"oooooosssshhhhhh.... aaaaahhh.... terus pak feer....", pintaku dan kusambut bibirnya yang memagut mencium dan melumat dengan penuh napsu. sudah hampir seminggu suamiku ke luar kota yang berarti aku hanya tidur sendiri kesepian setiap malam.
"ooaaaahhh...", lenguhku, pinggul pak fer yang mengayun dengan penuh napsu membuatku semakin terengah-engah nikmat.
"terusss.. pak feeer.... aaaaaahhh....", erangku dengan kenikmatan yang semakin memuncak di ubuhn-ubunku, aku mendesah dan menggeliat sejadi-jadinya tak ingin aku menahan puncak dari kenikmatan ini meledak dalam diriku,
"aaaaaaaahhhhhhh.....", pekikku tiba-tiba dengan bersamaan pandanganku dan pak fer yang tertuju pada pintu yang tiba-tiba terbuka dan dengan cepat seseorang masuk dan kembali menutup pintu dan menghampiri.
"ah reno... bikin kaget aja kau....!!!", ujar pak fer kepada orang itu. sementara aku tak tau harus berbuat apa sementara rasa puncak kenikmatan yang hendak ku reguk seakan tertunda.
"pak fer....?!", ujarku kepada pak fer yang kembali mengayunkan pinggangnya menggenjotku dan orang itu duduk di ranjang dekatku menyaksikan semua ini. aku hanya mampu menutup dadaku namun kedua kakiku yang masih mengangkang tak dapat ku tutupi karena pak fer terus saja menggenjotku.
"kamu mau udahan tri...", tanya pak fer kepadaku yang hanya bingung sambil menoleh ke orang itu.
"dia reno, temenku yang punya kamar apartment ini tri....", jelas pak fer kepadaku sambil kembali mendaratkan merengkuh diatas tubuhku dan dengan pinggulnya yang terus mengayun membuatku kembali melenguh perlahan dengan rasa malu melakukan ini di hadapan orang asing yang menyaksikan semua ini.
"gak usah malu sis... he he he...sudah sama-sama dewasa....". ujar lelaki itu dan tangannya yang nakal mengelus pahaku. aku tak tau harus berbuat apa, menyudahi namun aku menginginkannya, atau meneruskannya disaksikan oleh teman pak fer ini,
"pak fer...", bisikku saat tangan lelaki itu menjamah dadaku.
"gak apa-apakan tri... nikmatin aja....", ujar pak fer yang kemudian melumat bibirku dan aku merasakan tubuhku yang dijamah, diusap tanpa aku dapat menolaknya hingga gaun gamisku kembali tersibak ke leherku memperlihatkan kedua buah dadaku dan aku hanya pasrah sambil terus melenguh nikmat saat tangan lelaki itu menjamah dan meremas-remas dengan sesuka hatinya, dan tanpa dapat aku mengendalikan tubuhku lagi,
"ooooohhhhhh.... ", aku melenguh dan menggeliat hingga sesaat kemudian aku mencapai orgasmeku yang begitu dahsyat kurasakan karena sudah hampir satu minggu aku tak tersentuh oleh batang kontol.
nafasku masih terengah saat pak fer menarik tubuhku dan membimbingku untuk membalikan tubuhku dengan kedua lututku berada di lantai sementara bagian tubuh atasku terkulai di atas kasur dengan posisi menungging. sambil meremas-remas bokongku, pak fer kembali menjejalkan kontolnya dari belahan bokongku yang ditampar-tampar kecil dengan gemas.
"oooaaahh...", kontolnya menyeruak amblas terbenam dan dengan kedua tangannya memegang pinggulku, dan mulai ia mengayunkan pinggannya dengan kontol kembali menyodok-nyodok lubang vaginaku.
"oooaaaahhh....", lenguhku dengan tubuh menghentak-hentak. tiba-tiba lelaki itu meraih gaun gamisku, dan aku hanya pasrah saat ia menariknya keatas hingga terlepas dari tubuku yang kini telanjang hanya menyisakan