Chereads / Tale of The Sad Ghost / Chapter 2 - Budak Siluman Ular

Chapter 2 - Budak Siluman Ular

Hari itu Kirana membawa Tama ke villa tempat tinggalnya. Villa itu bernama Villa Putri. Dahulu kala Villa itu merupakan sebuah Puri tempat tinggal Putri kesayangan Raja, dan Kirana adalah Putri itu. Namun sayangnya karena kesombongan Kirana dimasa lalu, Puri itu menjadi tenggelam akibat kutukan dari seorang nenek misterius, dan Putri kesayangan Raja yaitu Kirana beserta pengikutnya dikutuk menjadi ular. Sehingga di dalam penglihatan manusia, Puri itu hanyalah sebuah danau yang luas.

Dalam cerita legenda, orang - orang di jaman dahulu menyebut Danau itu dengan nama Danau Cikaputrian, yang artinya milik Putri. Karena Puri itu akan nampak di setiap bulan purnama, maka Kirana memberi nama Puri itu "Villa Putri". Untuk menyembunyikan identitasnya sebagai Putri yang dikutuk menjadi ular.

***

Sesampainya Kirana dan Tama di Villa, mereka disambut oleh para karyawan Villa. Kirana memperkenalkan Tama kepada para karyawan, setelah itu ia membawa Tama ke kamar yang akan menjadi tempat tidurnya.

"Yasudah kamu istirahat dulu disini, besok kamu harus mulai bekerja". Kata Kirana.

"Pekerjaan apa yang harus aku lakukan? kau tidak akan menyuruhku menakut - nakuti manusia bukan?" Tanya Tama.

"Tampang sepertimu mana bisa menakuti manusia, sudah istirahat saja dulu besok akan ku beritahu apa jobdesc mu".

Kemudian Kirana meninggalkan Tama di kamar itu sendirian.

"Jobdesc? ternyata hantu juga punya jobdesc". Kata Tama.

Tama mengamati ruang kamarnya yang terlihat kecil tetapi cukup rapih untuk sebuah kamar di Villa yang terlihat sudah tua. Disana ada tempat tidur, lemari dan sebuah meja yang ada lacinya. Ia membuka laci itu dan ternyata di dalam laci ada se ekor ular.

"Aaaaaaa,,," teriak Tama.

Kemudian ular itu berubah menjadi seorang manusia.

"Hei jangan takut padaku, namaku denok, aku dayang nya tuan putri".

"Putri? maksudmu Kirana?" tanya Tama.

"Ya,, dia adalah Putri pertama dari Prabu Sanjaya". kata Denok.

Kemudian Denok menjelaskan bahwa Kirana adalah seorang putri raja yang dikutuk menjadi siluman ular oleh seorang nenek misterius.

"Jadi, dia dikutuk menjadi ular?". Tanya Tama.

"Ya benar, tapi kasihan putri, dia sudah hidup menderita untuk waktu yang lama.. Eh ngomong - ngomong, nama kamu Tama kan, ayo kita bermain di luar". Ajak Denok.

Denok adalah dayang kesayangan Kirana, ia juga turut dikutuk menjadi ular karena ia adalah dayang yang melayani Putri di Puri yang kini sudah menjadi danau itu. Seorang pengawal kerajaan yang ditugaskan Raja di masalalu untuk menjaga Putri Kirana di Puri pun turut terkena kutukan menjadi siluman ular.

Denok membawa Tama ke hadapan Limbur. Limbur adalah pengawal istana yang juga dikutuk menjadi siluman ular.

"Selamat datang di Puri kami mas, orang - orang menyebut Puri ini Villa Putri". Kata Limbur.

Tiba - tiba Limbur tidak sengaja menjulurkan lidah ularnya sehingga membuat Tama ketakutan. Denok memukul Limbur yang membuat Tama menjadi takut.

"Haduh, kamu ya gak bisa jaga lidah". Kata Denok.

"Duh maaf neng, abang nggak sengaja".

"Eh sudah tidak apa - apa, jangan bertengkar". Kata Tama.

Tidak disangka Kirana memperhatikan mereka dari jendela kamarnya.

"Ternyata dia mudah bergaul ya, syukurlah, dia harus melayaniku sampai aku kembali menjadi manusia lagi, sebelum itu aku tidak akan melepaskannya". Kata Kirana.

Setelah bertemu Limbur, Denok mengajak Tama bertemu dengan Pak Udin Sarudin, dia juga arwah seorang manusia yang telah meninggal seperti Tama dan memilih untuk tinggal di Villa dan menjadi budak Kirana. Disana Pak Udin Sarudin sedang mengecat tembok Villa.

Setelah itu, Denok meninggalkan Tama dan Pak Udin karena ia harus menyiapkan makanan. Kemudian Tama mulai menggali informasi dari Pak Udin.

"Jadi bapak udah berapa lama tinggal disini?" Tanya Tama.

"Baru 50 tahun". Jawab Pak Udin.

"Bagaimana caranya bapak bisa sampai kesini?". Tanya Tama.

Kemudian Pak Udin menceritakan bahwa 50 tahun yang lalu, dia adalah penjual bakso keliling, tetapi ia di tabrak oleh seseorang yang mengendarai motor dalam keadaan mabuk hingga meninggal. Saat itu istrinya juga sudah meninggal, sementara anak perempuannya masih kecil. Ia belum bisa ikhlas meninggalkan anak perempuannya seorang diri. Ia ingin tetap tinggal untuk menjaga anaknya meskipun ia telah menjadi hantu.

Saat malaikat maut menjemputnya, ia diselamatkan oleh Kirana, dan Kirana membawanya ke Villa.

"Berkat Putri Kirana, saya bisa menjelma kembali sebagai manusia, jadi saya bisa menemui anak saya". Kata Pak Udin.

"Benarkah? kita bisa berubah jadi manusia?".

"Benar, semua pelayan putri yang telah menanda tangani kontrak, akan berubah menjadi manusia setiap bulan purnama. Bulan purnama adalah hari libur kita". Kata Pak Udin.

Tama sangat senang mendengarnya karena ia ingin menemui Nadia. Ia sudah rindu sekali dengan Nadia, apalagi saat ini Nadia sudah tinggal di Jakarta. Keluarga Nadia pun sudah pindah semua ke Jakarta.

Di malam harinya Tama bermimpi, ia melihat Kirana berpakaian rapih layaknya seorang putri Raja, Ia berdiri di sebuah ruangan bersama dengan ayahnya. Nampaknya sang Raja begitu menyayangi putrinya.

"Ayahanda, sebentar lagi aku ulang tahun, Ayah jangan lupa buatkan aku Puri yang indah di kaki bukit ya". Kata Kirana.

"Tentu anakku, ayah akan memberikan apapun yang putri ayah inginkan". Kata Ayah nya Kirana yang merupakan seorang Raja.

Tidak lama kemudian, Tama terbangun dari mimpinya, dan hari pun mulai pagi. Denok mengetuk pintu kamar Tama dan membawakan sarapan untuk Tama.

tok...tok..tokk... terdengar suara ketukan pintu.

"Tama, denok nih, aku datang bawa sarapan".

"Iya masuk aja nok".

Denok masuk ke kamar Tama dan meletakkan sarapan di atas meja nya.

"Oh ya, nanti setelah makan kamu disuruh datang ke ruang kerja Putri". Kata Denok.

"Baiklah, terima kasih denok".

"sama - sama".

Setelah itu, Denok keluar dari kamar Tama.

"Ihhhh... Tama ganteng juga yaa,, hihihiii"

Setelah Tama selesai sarapan, ia menuju ruang kerja Kirana. Disana ia diminta untuk menandatangani kontrak. Setelah ia menandatangani kontrak, ia telah resmi terikat dengan Kirana, maka malaikat maut akan berhenti mengejarnya. Tama terpaksa menandatangani kontrak itu karena ia ingin hidup kembali setiap bulan purnama agar bisa menemui Nadia, ia nampak sangat senang sekali.

"Mengapa wajahmu nampak bahagia, padahal sebelum bertemu malaikat maut kau menolakku dengan tegas" Tanya Kirana.

"Oh itu, aku ada urusan dengan seseorang yang belum selesai, jika aku masih bergentayangan, aku masih ada kesempatan" Jawab Tama.

"Ya terserah kau saja, asalkan jangan sampai lupa kalau kau adalah milikku, mulai sekarang panggil aku Yang Mulia Putri".

"Tidak Mau" Kata Tama

Lalu Tama meninggalkan Kirana.

"Hei dasar kau lelaki muda"

Maka hari itu secara resmi Tama telah setuju menjadi pelayan Kirana.