Chereads / Tale of The Sad Ghost / Chapter 3 - Tugas Pertama Tama

Chapter 3 - Tugas Pertama Tama

Di hari pertama setelah menanda tangani kontrak, Tama mulai bekerja sebagai pelayan Kirana. Ia menyapu halaman villa, membuang sampah, dan menyiram tanaman. Setelah selesai semuanya, secara tidak sengaja ia melihat kolam renang di Villa itu nampak kotor. Tama pun berinisiatif untuk membersihkan kolam itu. Ia pergi untuk mengambil jaring yang akan ia pakai untuk mengangkut sampah dedaunan yang berserakan diatas kolam.

Ia sudah menemukan jaring tersebut, kemudian ia membawa jaring itu dan bergegas untuk membersihkan kolam. Saat ia sedang berjalan menuju kolam, Pak Udin menghentikan langkahnya.

"Eh mau kemana kamu?". Tanya Pak Udin.

"Mau bersihin kolam pak, itu sepertinya kotor sekali". Jawab Tama.

"Jangan, kolam itu milik Putri, dia melarang siapapun untuk mendekat ke kolam itu". Tegas Pak Udin.

"Oh, baik lah kalau begitu"

Setelah mendengar nasihat Pak udin, akhirnya Tama kembali lagi untuk menyimpan jaring yang sebelumnya ia bawa.

Hari mulai siang, Kirana menemuinya dan mengajaknya untuk pergi ke bengkel.

"Bengkel? memangnya kau punya mobil?" Tanya Tama.

"Punya dong, aku kan putri raja" Jawab Kirana.

Kirana membawa Tama ke Garasinya. Disana ada kereta kencana miliknya. Tama terkejut setelah melihatnya. Bagaimana bisa iya membawa kereta kencana itu ke bengkel. Kemudian Kirana menyulap kereta kencana itu menjadi mobil sport.

"Wah keren banget" Kata Tama.

"Ya khan.. makanya ayo panggil aku tuan putri" Perintah Kirana.

"Ogah ah". Kata Tama.

"Awas kau ya, ku bunuh kau". Kata Kirana yang sedang menakut - nakuti Tama agar ia menurut pada Kirana.

Kemudian mereka pun pergi ke bengkel. Mereka berdua menjelma sebagai manusia. Selain bulan purnama, mereka tetap dapat berubah menjadi manusia, tetapi hanya untuk waktu yang sebentar.

Sesampainya di bengkel, Kirana memperkenalkan Tama kepada pemilik bengkel langganannya.

"Oh ya Pak, perkenalkan ini Tama, sekertaris ku yang baru". Kata Kirana

"Wah, dia masih muda dan tampan".

"Ah bapak bisa aja, terima kasih atas pujiannya", kata Tama.

Kemudian pemilik bengkel itu meminta montirnya untuk memeriksa mobil Kirana. Kirana dan Tama duduk dan berbincang - bincang sambil menunggu mobil selesai di perbaiki. Tiba - tiba Tama teringat dengan ucapan Pak Udin yang melarangnya untuk membersihkan kolam. Kemudian Tama menanyakan hal itu kepada Kirana.

"Ngomong - ngomong, kolam yang ada di Villa, mengapa tidak boleh dibersihkan?", tanya Tama.

"Kolam? bodoh, Apa kau berendam disitu?", tanya Kirana.

"Tidak, Pak Udin melarangku".

Lalu Kirana mengatakan bahwa kolam itu adalah akar dari kutukan yang ia terima. Siapapun manusia yang berenang di kolam itu, akan berubah menjadi siluman ular sepertinya. Tama sangat penasaran sekali dengan cerita hidup Kirana. Tetapi Kirana belum mau menceritakannya dengan rinci.

Saat Tama dan Kirana berada di bengkel. Devan yang merupakan sahabat Tama, menghentikan mobilnya di depan bengkel untuk mengangkat telepon. Setelah selesai berbicara di telepon, secara tidak sengaja Devan melihat Tama sedang duduk bersama dengan seorang wanita.

"Loh itu kan Tama?" Kata Devan.

Karena Devan terkejut dan merasa takut, ia menelpon Ara dan memberitahunya jika dia telah bertemu dengan Tama. Kemudian Ara meminta Devan untuk memotret Tama. Setelah itu, Devan menutup teleponnya lalu ia memotret Tama. Namun Kirana menyadari bahwa Devan telah memotret Tama.

"Yang di mobil itu, itu temanmu kan?" Tanya Kirana.

"Benar, itu Devan".

"Lancang sekali dia, berani - beraninya dia memotret pelayanku, apa aku harus membunuhnya?" tanya Kirana.

"Eh, jangan - jangan.... dia sahabatku".

Akhirnya Kirana menggunakan sihirnya untuk menghapus gambar Tama di handphone milik Devan.

Devan pergi ke sebuah cafe untuk menemui Ara. Ia berlari hingga nafasnya terdengar. Ia nampak lelah berlari karena tidak sabar untuk memberitahu Ara hasil potretannya. Ia mengeluarkan handphone nya lalu menunjukkan sebuah foto kepada Ara.

"Dimana ada tama?" tanya Ara.

"Itu ra yang lagi duduk sama mba - mba"

"Yang mana sih?"

Devan berusaha untuk memperbesar gambar yang ia potret sebelumnya, tapi ternyata disitu memang tidak ada gambar Tama. Yang ada hanyalah Kirana yang sedang duduk sendirian.

"Aneh banget, padahal tadi beneran ada Tama disini. Kok bisa ilang ya" kata Devan.

"Halaahh ngawur kamu, makanya ikhlasin Tama, biar Tama tenang, kamu juga tenang" kata Ara.

"Tapi beneran ra, tadi ada Tama"

Ara tidak mau lagi mendengar cerita Devan, ia merasa sudah membuang waktunya hanya untuk mendengarkan lelucon yang dibuat oleh Devan. Akhirnya Ara pergi meninggalkan Devan.

Devan masih merasa heran dengan apa yang baru saja ia alami hari itu. Tidak lama kemudian, Devan juga meninggalkan cafe itu dan pulang ke rumahnya. Dari kejauhan ternyata ada Kirana dan Tama yang mengamati mereka.

"Bagus, nampaknya sihirku berhasil". Kata Kirana.

"Sihir?"

Mendengar kata "sihir" membuat Tama memikirkan Nadia. Lalu ia berkata dalam hati bahwa ia ingin memiliki sihir yang bisa membuat Nadia jatuh cinta padanya. Keinginan Tama untuk mempelajari ilmu sihir diketahui oleh Kirana, kemudian Kirana meledeknya.

"Kau harus kena kutukan dulu baru bisa punya ilmu sihir". Kata Kirana.

Kirana berdiri dan menemui pemilik bengkel, ia menanyakan apakah mobilnya telah selesai diperbaiki, lalu pemilik bengkel mengatakan bahwa semua sudah diperbaiki dan mobil sudah bisa dibawa pulang. Akhirnya Kirana dan Tama pun pulang ke Villa.

Diperjalanan menuju pulang ke Villa, cuaca hari itu panas sekali dan membuat Kirana kehausan. Ia meminta Tama untuk membelikannya es doger dipinggir jalan. Tama turun dari mobil lalu mendatangi tukang es doger.

"Mang 2 yah"

"Siap"

Tukang es itu pun memberikan es doger yang dikemas dalam gelas plastik. Tetapi perilaku bapak penjual es itu sangat mencurigakan. Ia memberikan Tama gelang rajut, itu adalah tanda terima kasih dari penjual es karena Tama adalah pelanggan pertamanya di hari itu.

"nuhun ya mang"

Tama masuk kedalam mobil dan memberikan es doger itu kepada Kirana. Tetapi Kirana tidak sengaja melihat gelang yang dipakai oleh Tama. Lalu ia mempertanyakannya.

"Oh ini, ini dari mang amang penjual es tadi" Kata Tama.

"Lain kali jangan suka sembarangan terima barang dari orang". Kata Kirana menasihatinya.

Tetapi Tama malah menggoda Kirana dan mengatakan bahwa Kirana terlalu berhati - hati karena ia menyayangi pelayan nya itu. Kirana pun akhirnya merasa kesal dengan Tama. Ia melaju mobilnya dengan cepat.

Hari sudah semakin gelap. Bintang - Bintang mulai bertebaran. Tama mengamati bulan dan bintang dari depan kamarnya. Ia berkata dalam hati, "Sudah lama aku tidak melihat bintang". Tidak lama kemudian, Tama masuk ke dalam kamarnya dan tertidur. Saat ia tertidur, ia kembali memimpikan Kirana. Mimpi macam apakah itu.