Malam harinya, usai melaksanakan Salat Isya. Haikal langsung pamit kepada rekan-rekannya, seperti biasa malam itu ia hendak berkunjung ke rumah Euis yang sudah resmi menjadi tunangannya. Berpakaian rapi, mengenakan kemeja biru kotak-kotak hitam serta aroma wangi farpum menyeruak entah aroma jenis apa. Berdiri di hadapan Sigit,
"Aku main dulu yah," ucap Haikal tersenyum-senyum pamit kepada Pak Danu dan yang lainnya.
"Mau keana kamu, Kal?" tanya Amin pura-pura tidak tahu.
"Biasa mau ke rumah mykabogoh (pacarku---kabogoh/pacar bahasa Sunda)," jawab Haikal.
"Sudah aku bilang, kamu jangan pakai minyak duyung. Eh ... malah dipakai lagi!" gurau Amin menutup hidung.
"BODO AMAT ...."
Amin dan tekan lainya hanya tertawa melihat sikap marah dari Haikal.
"Kamu tidak cape. Baru saja pulang dari kota sudah mau berangkat lagi?" tanya Pak Danu menatap wajah Haikal yang tampak ketus itu.
"Kalau urusan wanita rasa capenya hilang, Pak." Amin menimpali disertai tertawaan.