Tidak terasa, perbincangan Pak Danu dan Amin sampai ke pukul dua belas malam. Amin bangkit dengan menggerak-gerakkan badan, kemudian berkata lirih kepada pria paruh baya yang masih duduk di bebalean saung tersebut.
"Pak, aku tidur duluan yah. Sudah ngantuk." Pak Danu hanya mengangguk dan ia pun bangkit dan langsung mengajak Amin untuk segera tidur, "Ayo, Min!"
Amin pun langsung mengikuti langkah Pak Danu masuk ke ruang kamar yang ada di belakang gudang peralatan. Sementara yang lainnya tidur di kamar lantai dua mes tersebut. Setelah menutup pintu mereka berdua langsung membenamkan diri dalam sebuah sarung yang mereka jadikan sebagai selimut yang menjadi pelindung dari dinginnya angin di perkebunan itu.