Dengan perlahan Alexiana masuk ke dalam sebuah ruang rawat inap pada salah satu kamar VIP di rumah sakit Wijaya. Aroma pengharum ruangan pine tercium pekat. Menggelitik hidung Alexiana dengan kenangan akan masa lalunya. Ya, aroma pine adalah aroma kesukaan Satria. Mulai dari karbol, pembersih lantai, sampai pengharum ruangan. Satria selalu memakai farian ini. Aroma itu jugalah yang membuat hati Alexiana teriris.
[Dia masih tetap sama.] Alexiana tersenyum kecut, sifat dan juga kebiasaan Satria yang tidak berubah membuatnya kecewa.
Seorang wanita terbaring lemah. Lengkap dengan alat-alat pemantau tanda vital. Tubuhnya begitu kurus dan pucat. Alexiana menatap tubuh wanita itu, wajahnya yang pucat terlihat tidur dengan lelap karena pengaruh obat penenang. Ia tak pernah menyangka bahwa istri dari mantan pacarnya sedang terbaring sakit di rumah sakitnya sendiri.
[Kenapa Satria lebih memilihmu dibandingkan diriku?]