"NAUDZUBILLAH!! AYAH!!! ISTIGHFAR AYAH!!" terika Ibu yang tak terima dengan keburukan kata-kata Ayah. Ibu masih berusaha menenangkan Ayah yang nafasnya sudah tersengal-sengal seperti hendak menerkamku saja.
"Gara-gara kamu juga terlalu percaya! Kamu yang ijinkan dia masih kerja disana, padahal Ayah sudah melarang. Dia kan bisa kerja di tempatmu. Agar dia gak ketemu lagi tuh sama pacarnya!" lanjut Ayah.
"KAMU JUGA SEBAGAI LELAKI CALON SUAMI GAK BECUSS! Malah berteman dengan Arman. Kamu ditipu mereka!!!" umpat Ayah membuat Mas Royan menggeleng-geleng kepala.
"Istighfar Ayah. Ingat kesehatan Ayah. Royan menjalani hubungan ini dengan cara Royan sendiri. Bukan dengan cara pemaksaan atau kekerasan Ayah. Royan sudah janji di depan Ayah. Akan merebut hati Inez dengan cara Royan dan dengan perlahan Ayah," ungkap Mas Royan.
Mas Royan berubah nada, apa iya yang dikatakan itu benar? Dia membelaku terus-terusan, meskipun aku yang jelas-jelas salah dan bermain dibelakang dia.