I started my hustle when I was 19
My life like a movie I was always in the sea
- Never Give Up by Harmonize -
===========
Setelah perjuangan panjang selama berjam-jam, akhirnya Reiko berhasil menuntaskan semua tugasnya di jam 1 dini hari, di mana pengunjung pasar sudah mulai berkurang.
Rasanya tubuhnya remuk begitu dia meletakkan peralatan di tangannya. Tomoda segera membereskan ini dan itu.
"Rei, kau rehat saja dulu, duduk di sana." Runa menarik sahabatnya menjauh dari kompor agar duduk di kursi yang sudah tersedia. Reiko pun mengangguk karena Bu Sayuki tidak berkata apa-apa.
Sementara Reiko beristirahat, Runa mulai membantu kakaknya untuk membereskan berbagai macam peralatan dan menaikkan ke atas mobil. Ada beberapa lapak dagangan yang memakai kompor besar karena mereka juga akan berjualan lagi nanti siang. Sehingga, mereka hanya meninggalkan peralatan berat mereka di sana untuk pulang dan beristirahat sejenak sebelum nanti siang kembali lagi.
Namun, Bu Sayuki memilih untuk pulang pergi membawa semua peralatannya karena kebetulan tidak memiliki peralatan berat, sehingga bisa mudah diangkut menggunakan mobil.
"Kau baik-baik saja? Tidak kapok, kan?" Tiba-tiba, Tomoda menepuk-nepuk punggung Reiko.
Gadis itu terkejut, tidak mengira akan ditepuk oleh Tomoda dari belakang saat sedang mengaso duduk di kursi plastik tanpa sandaran. "Hah? Ohh! Um, tidak, Kak!" Ia merasa risih ketika Tomoda dengan santainya menepuk punggungnya.
"Hei, Kak! Untuk apa kau di sana?" teriak Runa dari jauh. "Cepat sini dan urus drum ini!"
"Tsk! Bocah sialan itu!" dengus Tomoda kesal karena adiknya mengganggu ketika dia hendak berakrab-akrab dengan Reiko. Mau tak mau, ia pun menjauh dari Reiko untuk melakukan apa yang dikatakan adiknya.
Reiko menghela napas sambil meluruskan kaki dan tangannya sambil duduk dan mendongakkan kepala seraya menepuk-nepuk leher belakang yang pegal.
"Baru pertama kali, yah?" Ada suara dari samping Reiko.
Segera saja Reiko menoleh dan di sana ada seorang pemuda yang tersenyum usai menyapa dengan pertanyaan. "A-ahh, ano ... um, iya. Ini pertama kali bagiku."
"Pantas saja. Biasanya Tomo yang menggoreng ayam. Pekerja baru Bu Sayuki?" tanya lelaki muda itu pada Reiko. Meski mereka berjarak, namun suara pembicaraan mereka masih bisa terdengar.
"Ahh ... ano ... aku temannya Runa."
"Ohh, Runa. Maaf, aku pikir kamu pekerja baru Bu Sayuki. Maaf, yah!" Lelaki itu membungkukkan badan untuk menandakan permintaan maaf yang tulus ke Reiko.
"Ahh, tidak apa-apa. Tidak masalah, kok!" Reiko menggoyang-goyangkan dua telapak tangannya ke depan sambil menggeleng, merasa tak enak melihat lelaki itu melakukan ojigi padanya.
"Kenalkan, aku Ichinose Yuza. Aku berjualan takoyaki[1] di sebelah lapakmu ini." Lelaki itu memperkenalkan dirinya tanpa bangkit dari kursi yang diduduki tak jauh dari Reiko. "Yoroshiku onegaishimasu[2]."
"Aku Arata ... Reiko." Menyebutkan nama aslinya karena rasanya percuma saja merahasiakan apabila sejak tadi dia sudah dipanggil Reiko di sini, maka Reiko pun melakukan ojigi sambil tetap duduk di bangku plastiknya ke Ichinose Yuza. "Yoroshiku onegaishimasu, Ichinose-kun[3]."
"Hei, kalian sedang apa?" Ternyata Runa sudah berada di dekat Reiko. Dia tersenyum-senyum sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan dua tangan menyatu di belakang pinggang. Terlihat imut.
"Ohh, berkenalan." Ichinose Yuza menjawab sebelum Reiko. "Runa-chan[4], ini teman kuliahmu?"
Dilihat dari cara Yuza berbicara pada Runa, Reiko bisa menduga sepertinya mereka cukup akrab dan mungkin sering mengobrol.
"Ahh, bukan teman kuliah, tapi teman SMP!" Runa menjawab sembari memeluk Reiko dengan ceria.
"He?! Teman SMP? Berarti dia ... bersekolah denganmu di sini juga?" Mata Yuza membola.
"Tentu saja." Runa mengangguk sambil tersenyum lebar. "Dia ini populer di sekolah, dan sekarang menjadi yutuber terkenal pula!"
"Yutuber?" Yuza sampai mengangkat tinggi-tinggi alisnya.
"Ru-chan, kau ini apaan, sih?" Reiko tersipu.
"Hi hi!" Runa kemudian menjulurkan lidah dengan jenaka ke Reiko.
"Hei, kalian! Jangan santai-santai terus! Bantu sini!" teriak Tomoda dari jauh. Runa memutar kesal bola matanya.
"Ya sudah, kalian selesaikan pekerjaan dulu, sana! Aku akan pulang dulu. Bye, Runa-chan, Reiko-chan!" Yuza kemudian bangkit dari kursi plastiknya dan melambai ke dua gadis itu untuk naik ke bak mobil yang sudah siap meluncur.
"Ayo, Rei!" Runa menarik tangan Reiko dan dua gadis itu pun mulai membantu lagi menaikkan barang-barang kecil ke bak mobil Bu Sayuki sebelum akhirnya bersama-sama pulang. Namun, Reiko dan Runa terpaksa berada di bak belakang karena tak ada ruang untuk mereka di kabin depan.
-----------------
[1] takoyaki = makanan berbahan dasar cumi atau gurita yang dicampur tepung, telur dan lainnya dan dibentuk bulat seperti bola pingpong.
[2] yoroshiku onegaishimasu adalah ucapan orang Jepang ketika berkenalan dengan seseorang. Artinya: "Senang berkenalan dengan Anda." Atau: "Saya sangat menginginkan hubungan yang baik dengan Anda."
Yoroshiku onegaishimasu juga bisa diucapkan dalam kondisi lain selain perkenalan, misalkan saat setelah kita meminta bantuan sesuatu dari orang lain. Seperti mengucapkan kata 'tolong', begini contohnya: "Bawakan dokumennya kemari, yah! Yoroshiku onegaishimasu." Ini merupakan ucapan sopan usai meminta tolong pd seseorang.
[3] sufiks -kun biasanya dipakai di Jepang untuk lelaki yang usianya seumuran dengan kita, atau tidak jauh berbeda umurnya. Kadang juga dipakai untuk teman baik lelaki. Tapi, terkadang ada juga penggunaan sufiks -kun pada perempuan sebaya, meski jarang.
[4] sufiks -chan secara umum digunakan sebagai panggilan kesayangan kepada anak kecil (sama saja seperti dedek). Misal kita memiliki keponakan bernama Nana, maka kita memanggilnya dengan Nana-chan (Dedek Nana). Dan seringnya digunakan ke perempuan (walau juga bisa untuk anak lelaki) yang lebih muda supaya terlihat imut. Tapi jangan tanya bagaimana kalau lagi ingin memanggil "dedek emesh" yah! Emesh-chan? Pfftt!