Andra tidak mengejar Marlyna yang entah pergi kemana, dia fokus pada tumpukan pekerjaan yang sudah menunggunya diruangan sana. Beberapa telpon masuk dan mengubungi perusahaan, karena tidak ada sekertaris nya Andra cukup kewalahan. Dia harus mondar-mandir dari meja satu ke meja yang lain dan cukup membuatnya frustasi.
"Wanita itu, dimana dia sekarang!"
Andra mengambil ponselnya, dia mencoba menelpon Marlyna beberapa kali namun tidak ada jawaban. Puluhan pesan pun dia kirim namun gadis itu tidak membalasnya. Karena merasa penasaran Andra berencana mencari kekasihnya itu setelah jam makan siang.
Padahal sebenarnya gadis itu sekarang tengah berada dikamar mandi dan mengurung dirinya sendiri disana. Memikirkan segala kata-kata Andra yang mungkin memang benar adanya, Marlyna terlalu egois dan tidak dewasa. Tanpa sadar dia sudah memakan omongannya sendiri karena melibatkan perkejaan dengan perasaan pribadinya.