Suara alarm membangunkan Marlyna dipagi hari, kedua matanya terasa sulit sekali untuk dibuka. Mungkin karena semalaman ia menangis terlalu lama hingga membuat kantung matanya membengkak, bukan terlihat membengkak tetapi wajahnya berantakan sekarang. Jika bukan hari kerja dia tidak akan pergi ke kantor, semua orang pasti akan mentertawakannya terlebih para karyawan wanita bermulut api itu.
Dia mengambil sebuah es batu didalam kulkas kemudian Marlyna gunakan untuk mengompres kedua matanya. Seperti yang biasa terjadi, gadis itu merengek-rengek karena tidak ingin pergi bekerja dalam keadaan begini.
"Ah percuma saja aku mengompresnya! karena ini tidak akan pernah berhasil. Astaga wajahku yang cantik, kenapa jadi buruk rupa seperti ini."