Hari yang melelahkan berlalu dengan cepat, Andra keluar dari ruangannya sekitar pukul 17.10. Dia mengajak Marlyna untuk pulang bersamanya sore ini namun gadis itu menolak karena sudah ada sang ayah yang menunggu di depan parkiran. Sampai pada akhirnya pun mereka berpamitan disekitar lorong-lorong yang sudah sangat sepi itu. Andra mendorong Marlyna ke tembok dan mencium bibirnya sekilas.
"Aku ingin sekali pergi ke rumahmu malam ini tapi sayangnya ayah memintaku untuk pulang cepat, jadi lain kali saja kita bercinta." bisik Andra.
Marlyna mencubit pipi kekasihnya itu. "Bercinta pantatmu! sekarang lebih baik kau pulang dan selesaikan urusanmu dengan tuan Anggara."
"Iya aku harus berurusan lagi dengan lelaki tua yang menyebalkan itu, tapi sudahlah jika memang ayah benar-benar menyuruhku untuk menikahimu bersiaplah okay?!" goda Andra.
"Iya kau juga bersiaplah mendapatkan pukulan di pantat setiap hari dariku!" jawab Marlyna dengan wajah tanpa dosa.