Chereads / THE ROLE OF NIGER / Chapter 2 - Bab 2: Rahasia

Chapter 2 - Bab 2: Rahasia

Setiap keluarga bangwan pasti memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut menantu di keluarga itu. Untuk menyambut kehadiran Niger di keluarga Albus, makan malam yang sangat mewah diadakan di kediaman Albus. Niger yang menjadi orang istimewa di acara itu tengah bersiap-siap di kamarnya. Kamar yang indah dan juga elegan, wajah Niger merona saat dia memikirkan bahwa dia akan bersama dengan Albus di kamar itu.

Rasa bahagia begitu terpancar dari wajah Niger, dia begitu senang saat melihat pesta yang diadakan untuk menyambut kedatangannya. Tuan dan Nyonya Albus yang kini menjadi orang tua bagi Niger tersenyum kearah Niger, mereka menyambut kedatangan Niger dengan penuh kehangatan. Acara pesta sudah setengah berlangsung tapi, Niger tidak mendapatkan kehadiran Albus di tengah acara. Dengan sedikit celah, Niger behasil keluar dari kerumunan orang. Niger bertujuan untuk mencari keberadaan Albus. Niger menaiki tangga menuju lantai dua, Niger berusaha mencari-cari keberadaan suaminya. Cahaya yang keluar dari celah pintu yang sedikit terbuka menarik perhatian Niger untuk memeriksanya, "Dia disana?" gumam Niger pada dirinya.

Dengan langkah pelan Niger mendekati arah cahaya itu, dia mendengar sebuah suara dibalik pintu itu. Perlahan Niger membuka pintu itu sedikit lebih lebar, dia mendapati Albus yang berdiri membelakangi pintu. "A_" saat hendak memanggil Albus, Niger terdiam seketika melihat seorang wanita memeluk Albus dengan erat. Kenapa wanita itu memeluk majikannya? Begitu pikir Niger saat melihat wajah wanita yang memeluk suaminya.

Wanita yang memanggil nama suaminya saat siang tadi dan kini dia memeluk suaminya di tempat yang tidak ada orang satu pun. Niger semakin bingung dengan kejadian yang sedang terjadi saat ini. "Heber, jangan tinggalkan aku" ucap wanita yang berada dalam pelukan Albus. Niger begitu tersentak mendengar ucapan dari wanita itu. "Apa yang dia katakan?" gumam Niger yang masih kukuh berdiri di balik pintu. "Garnet.." ucap Albus dengan pelan tapi terdengar ke telinga Niger.

"Tidak Heber, aku tidak bisa melihatmu bersama dengannya" ucap wanita itu yang masih berada dalam dekapan Albus. "Aku sudah pernah meminta jawaban darimu tentang pernikahan ini, tapi kau tidak menolaknya sama sekali" ucap Albus yang melepaskan diri dari pelukan wanita itu. "Itu bukan berarti aku menerimanya Heber" ucap wanita itu dengan suara yang kelu. "Apa maksudmu?" tanya Albus. "Aku tau, jika aku menolak pernikahan ini kau juga akan menolaknya, dan jika kau menolaknya sama saja kau menentang keputusan kerajaan hal itu akan berdampak buruk untuk reputasi keluarga ini, itu tidak mungkin ku lakukan" jelas Garnet yang membuat Albus memeluknya dengan erat. "Aku mencintaimu" ucap Albus.

Tidak ada yang tau di pesta yang meriah itu saat rasa bahagia dan senang tengah membara, ada hati yang kini sedang diambang kehancuran. Dengan langkah yang berat Niger berjalan menuruni tangga satu persatu. Air mata yang ia tahan sedikit demi sedikit mulai megalir di pipinya. Niger tak dapat memikirkan apapun.

"Niger!" suara seseorang memanggil namanya membuat Niger melihat kearah suara. Seorang wanita paruh baya tersenyum kearahnya. Wanita yang baru ia kenal itu kini menjadi ibunya, wanita itu yang telah melahirkan suaminya. "Apa dia juga berbohong?" gumam Niger pada dirinya. Niger menghampiri Ibu mertuanya, tak ada jejak air mata di wajah Niger. Ia tidak ingin kesedihannya dilihat oleh orang lain, cukup dia yang mengetahuinya saat ini.

Acara pesta telah berakhir, tapi Albus sama sekali tidak terlihat hadir di pesta itu. Namun, tidak ada seorang pun yang menyadarinya. Dengan langkah yang berat Niger berjalan menuju kamarnya. Kamar yang begitu indah, bunga mawar yang bertaburan di lantai dan di atas ranjang, lilin-lilin yang meleleh sedikit demi sedikit, tidak ada jejak orang yang memasuki kamar itu.

Perlahan Niger merebahkan tubuhnya di atas lantai, "Aku ingin pulang" ucap Niger pelan dengan suara yang bergetar menahan tangis. Kebahagiaan yang menyala seperti api dalam sekejap hilang tanpa meninggalkan sisa. "Apa yang harus aku lakukan?" ucap Niger diiringi air mata yang berjatuhan ke lantai satu demi satu. Malam pertama yang penuh dengan kejutan dan hantaman bagi Niger Aureus.

Bersambung...