Uh, Tuan ku Calvino kenapa sikap mu sangat manis. Apa kau tahu satu hal bahwa sikap mu yang seperti inilah yang telah membuatku hilang kendali diri. Batin Kiara dengan menundukkan wajah.
--
"Silahkan, Nona Kia." Menarik salah satu kursi untuk Kiara kemudian mempersilahkannya segera duduk.
Wajah cantik mendongak berpadukan dengan tatapan menggeliat penuh rasa terima kasih.
Tidak ada satu patah kata pun yang mengiringi pergerakan bibir kokoh kecuali mengusap lembut puncak kepala sebelum mendudukkan bokongnya pada kursi yang berseberangan dengannya.
Bukan tanpa alasan seorang Calvino memilih tempat duduk seperti ini. Satu hal yang dia fikirkan bahwa posisi inilah yang paling menguntungkan. Dengan begini maka, dia bisa memanjakan manik coklatnya dengan kecantikan alami Kiara Larasati.
"Uhm, baunya sangat harum. Rasanya saya sudah tidak sabar untuk mencicipinya, Nona Kia."
"Silahkan menikmati. Semoga tidak mengecewakan. Semoga hidangan ini cocok dengan lidah Anda."