Lin ji hua selalu bermimpi jika hari esok saat ia terbangun ia sudah dalam keadaan di peluk sangat ibunya.
Tapi kenyataan nya, ia terbangun di tempat yang sama, lin ji hua mendengus kesal, kenapa harus dirinya, kenapa tidak orang lain saja.
"Kau sudah bangun" Ucap seorang pemuda, pemuda itu memiliki mata yang indah, alis yang tebal, hidung yang mancung, dan rambut panjang berwarna putih.
Lin ji hua kembali memejamkan matanya, tapi seketika membelalak saat mengingat rambut pemuda di depan nya itu.
"Rambut putih" Gumam lin ji hua
"Makan dulu, dari kemarin kamu belum makan" Ucap pemuda itu
Lin ji hua mengingat-ingat kembali apa yang telah terjadi pada nya.
Flashback
"Ayo lah sha sha, kapan lagi jika bukan sekarang" Teriak lin ji hua
Dengan sembrono nya lin ji hua berlari meninggalkan sha sha yang tengah meneduhkan di bawah gubuk tua, yang sekali di terpa angin kencang langsung ambruk.
"Jangan nona, nanti nona bisa sakit" Ucap sha sha
Tapi sudah terlanjur, sekujur tubuh lin ji hua sudah basah kuyup karena hujan.
Lin ji hua merentangkan kedua tangannya, wajahnya mengadah ke atas sehingga wajahnya terkena tetesan air hujan.
"Nak, jangan main hujan nanti kamu sakit lo" Sekilas liat ji hua mendengar suara mamanya.
Tepat di sebelah kanan tempat mereka meneduh terdapat jurang, entah dalam atau tidak.
Lin ji hua secara samar-samar melihat mamanya terjun kedalam sana, sontak membuat lin ji hua mengejarnya, dan juga ikut masuk kedalam jurang.
"Nona, tidak" Teriak sha sha, dan setelah itu lin ji hua kehilangan kesadaran nya.
"Siapa kamu? " Dahi lin ji hua menyirit, menatap secara instan orang di samping nya itu.
"Liu Bei yang, " Jawab nya secara datar
"Kok aku bisa ada disini, bukan nya-" Perkataan nya di potong oleh Liu Bei yang,
"Kau terjatuh dari jurang, dan aku melihat masih ada kesempatan hidup, jadi aku bawa kau kesini" Ucapnya
Lin ji hua hanya mengangguk perlahan, "lapar? " Tanya liu Bei yang
"Hehe, iya" Jawab lin ji hua cengengesan.
"Ya sudah, kamu tunggu disini, para pelayan akan membawa kan mu makan" Liu Bei yang bangkit dari duduknya, dan hendak pergi, tapi di tahan oleh lin ji hua yang menarik lengan bajunya.
"Mau kemana? " Tanya lin ji hua, entah mengapa lin ji hua serasa nyaman dan akrab dengan Liu Bei yang, padahal mereka baru saja bertemu.
"Ke luar sebentar, nanti aku kembali lagi" Ucap liu Bei yang dengan mengelus puncak kepala lin ji hua dengan sangat lembut, dan hal itu membuat lin ji hua sangat senang.
***
Brak,
"Bagaimana bisa ji hua terjun kedalam jurang, kenapa kau tak menahannya? " Bentak kaisar yi zheng,
Sha sha bersujud di hadapan kaisar yi zheng, "ambil nyawa saya yang mulia, saya telah teledor, " Ucapan sha sha begitu gemetar, ia begitu takut jika ia tak akan bisa ketemu kembali dengan nona nya.
"Cepat cari ji hua sekarang, jika sampai ji Hu tak bisa di temukan, nyawa kalian akan melayang" Ancam kaisar yi zheng.
Kaisar yi zheng memang benar-benar menyayangi ji hua dengan sepenuh hati, tidak seperti putra nya, yang hanya berpura-pura menyayangi nya.
"Kakak, calon permaisuri mu sedang hilang, kenapa kakak tidak ikut mencarinya? " Tanya Mei yi dengan nada yang di buat selembut mungkin.
Tapi yi feng tak mengindahkan perkataan dari sang pujaan, ia terus fokus mengelus rambut Mei yi yang tengah disandarkan di dada yi feng.
"Andai saja ayah tau, jika yang aku cintai dirimu, pasti aku akan sangat bahagia menerima mu sebagai permaisuri ku kelak" Ucap yi feng, dengan mengecup kening Mei yi sekilas.
"Tapi sayangnya, yang mulia lebih memilih gadis bodoh itu dari pada aku kakak" Ucap Mei yi
"Ya, " Yi feng semakin mengeratkan pelukannya pada gadisnya, memejamkan matanya sebentar.
***
"Indah sekali disini" Ucap lin ji hua yang tak henti-henti memetik bunga mawar merah.
"Ya, kau suka? " Tanya liu Bei yang
"Tentu saja, " Ucap lin ji hua
Liu Bei yang berjalan mendekat ke arah lin ji hua, dan memeluk nya dari belakang, menyadarkan kepalanya di bahu lin ji hua.
"Apa ini?" Tanya lin ji hua bingung
"Kau tak mengingat ku sama sekali? Dan tempat ini? Sungguh hukum alam yang kejam"
Lin ji hua semakin di buat Bingung dengan ucap Liu Bei yang tadi, sampai ia melepaskan paksa pelukan itu dan mendorong Liu Bei yang hingga terjatuh.
"Apa maksud mu? " Tanya lin ji hua
Liu Bei yang kembali berdiri, dan menarik kembali lin ji hua ke arahnya, "kau benar-benar tak mengingat ku? " Tanya liu Bei yang memastikan.
Lin ji hua menggeleng perlahan, "sudahlah, aku akan mengantarkan mu pulang" Ucap liu Bei yang
"Tidak, aku tidak mau pulang, aku tidak mau ketempat sialan itu lagi" Tolak lin ji hua lantang.
"Kenapa? " Tanya liu Bei yang
"Sungguh kejam bukan, jika saudara membunh saudara nya hanya demi seorang pemuda, disana aku hampir mati karena didorong kedalam danau, " Jawab lin ji hua dengan amarah yang mengebu-gebu.
"Maaf, aku tidak ada saat kamu dalam bahaya" Ucapnya menyesal, terlihat sangat jelas jika liu Bei yang menyesalinya.
"Kenapa harus meminta maaf? " Tanya lin ji hua bingung
"Kamu harus kembali, beri Putra mahkota itu pelajaran, dan setelah itu aku akan datang menjemput mu, aku akan membawa mu pergi dari sana, dan hidup bahagia dengan ku"
Plak,
"Gak usah ngaco deh, aku emng mau beri si berengsek itu pelajaran tanpa di minta, "
Liu Bei yang tak menyangka jika dirinya akan di tampar seperti itu oleh gadisnya, di tempat terbuka.
***
"Kita hukum mati saja pelayan rendah itu, dia lalai dalam menjalankan tugasnya" Ucap permaisuri weng na
"Iya ayah, hukum mati saja" Ucap putra mahkota
"Baiklah, aku akan menghukum mati pelayan ini, karena telah lalai dalam menjaga calon permaisuri kita"
Semua tengah berkumpul kalau itu di kediaman feng, mereka semua datang untuk melihat hukuman mati bagi pelayan setianya lin ji hua.
Sha shsha pasrah dengan hidup nya, ia telah gagal menjaga nonanya.
Algojo membawa sha sha yang bagian kepala nya sudah tertutup kain hitam, dia di bawa ke ketempat hukuman gantung yang akan di laksanakan.
Saat algojo akan menarik tali yang sudah terkait dengan kepala sha sha, lin ji hua datang, dan melemparkan pisau ke tali yang terhubung dengan kepala sha sha,
Ia berjalan naik ke tempat gantung, membuka ikatan sha sha, dan juga membuka penutup kepalanya, "nona" Ucap sha sha senang,
Lin ji hua mencoba menenangkan sha sha yang tengah menangis dengan pelukan nya, "tenang, aku disini, untuk melindungi mu, dari mereka"sha sha hanya mengangguk perlahan, dan setelah itu sha sha tak sadar kan diri.