Ribuan pedang menghunus tanah ,dari jauh nampak seperti ladang pedang yang mengitari altar. Darah segar yang mengalir dari tubuh prajurit yang sekarat menjemput ajalnya membanjiri kolam yang melingkari latar dewa tersebut. Tersisa hanya tiga orang berdiri bersebrangan diluar altar. Mereka masih berdiri kokoh dengan kemampuan mereka. Nampak jika pertarungan mereka akan segera berakhir jika salah seorang dari mereka yang berdiri sendiri tersebut kalah ditumbangkan oleh dua dari ketiganya. Pertarungan ketiganya berlangsung tiada henti, hingga patung dewi ditengah altar tersebut disinari sorot rembulan biru tepat pada cawan yang ia bawa, terbukalah portal tepat ditengah altar, dua orang bersatu untuk mendorong seorang yang mereka anggap iblis kedalam portal tersebut. Portal tersebut menghisap tubuh dan jiwa nya,hanya menyisahkan dua orang berdiri didepan altar yang menyaksikan portal yang menutup seketika ketika orang tersebut terjatuh kedalam portal. Gelegar teriakan dari portal tersebut berucap jika mereka akan bertemu dikehidupan berikutnya hingga dewa yang memutuskan. Mereka berdua yang berdiri di altar memberi sembah kepada patung di tengah altar dan berterimakasih atas berkatnya. Namun mereka berdua tidak lupa akan perjanjian dengan dewa tersebut jika pertarungan mereka bertiga belum selesai hingga kehidupan selanjutnya, hingga dewa tersebut yang memutuskan.