Chereads / seventh reincarnation / Chapter 5 - White and Black

Chapter 5 - White and Black

"Akan kujelaskan nanti diperjalanan,ayo bersiaplah"

Kata aric .

"hei!, mana bisa begitu,aku ada hal lain yang harus aku lakuakan disini,lagipula aku belum tau keseluruhan mengenai apa itu white elf dan sebagainya,ini terlalu cepat"

"dan lagipula…aku belum paham sepenuhnya dengan reinkarnasi yang kau maksud,dan aku belum yakin jika reinkarnasi itu adalah aku." mendengar ucapan darwine langkah aric terhenti ketika hendak mendekati darwine.

Tok tok tok

"Permisi…..,Darwine,ini mongaterin makanan dari ibuk,darwine?"

Terdengar dari ruang tamu suara pintu diketuk diikuti suara nama darwine yaang dipanggil. Darwine tergopoh gopoh,mengingat ruang tamunya berntakan dan kedatangan aric yang mendadak.

"Ah!,itu riko,Aric aku keatas dulu,kamu janga keluar dari tempat ini,bisa rumit masalahnya jika kau sampai keluar" Aric mengangguk,darwine berjalan menuju tangga basement yang terkena sinar lampu dari ruang tamu.

Cklek

Darwine mebuka sedikit pintu intuk mengrangi pandangan dari luar.

"Ya? Ada apa ko ?" tanya darwine

"Ini aku nganter makan dari ibu,buruan dimakan,keburu dingin" pesan riko.

"makasih,maaf ngerepotin"

"iya gaapa"

Seketika susasan hening ditambah Riko yang menatap wajah manis darwine di bawah sorot lampu tertas yang redup.

"em aku masuk dulu ya,keburu dingin nanti ini makanannya,maksih ya" ucap darwine

"i,ya sama-sama aku balik dulu" ucap riko canggung.

Darwine segera menutup pintu dan meletakkan makanan diatas meja ruang tamu.

"Aric keluarlah,kita bicarakan ini di lantai atas" ucap darwine.

Darwine dan aric menata kembali karpet dan meja ruang tamu, Setelah itu mereka bergegas kelantai dua. Mereka berdua melanjutkan topik pembicaraan sebelumnya. Darwine sebenarnya masih ragu tentang hal yang aric buktikan padanya. Namun dari diri darwine sendiri darwine membulatkan tekat untuk ambil dalam permasalahn tersebut,karena darwine ingin membongkar juga hal yang selama ini ai sembunyikan juga.

"Dan reinkarnasi kau bilang tadi?apa mungkin itu aku,sebagai keturunan dari ibuku?"tanya darwine dengan ragu.

"mungkin iya" jawab aric

"apa kau merasa memiliki sebuah kemampuan istimewa mengendalikan atau menguasai sebuah elemen,Api,air,listrik,tanah,udara,atau elemen gabungan dari beberapa elemen?"

Tanya aric

"elemen?"

Darwine merenung berusaha mengingat sebuah kaejadian lama yang terekam di benaknya.

"listrik" ucap darwine pelan setelah meng ingat-ingat.

"listrik?"

" Aku merasakan ada hal yang kadang mengganjal pada diriku,maksuduku seperti ada orang lain dalam diriku ,tapi aku tidak tau itu apa atau itu siapa,tapi yang ku tau dari kejadian yang pernah aku alami ada aliran listrik yang keluar dari ujung jari ku,tapi aku tidak bisa mengingat kejadian tersebut secara utuh" darwine sedikit menjelaskan tentang apa yang pernah ia alami dimasa lalu.

"Dan aku pernah bermimpi aneh, tentang dua orang,mereka sperti dewa dan dewi,namun wujud mereka asing,tidak seperti wujud dewa dewi atau mitologi yang aku kenal di dunia ini,yang kulihat jika mereka melindungi sebuah tempat,entah tempat apa itu,aku juga merasa jika tempat yang muncul dalam mimpiku tidak pernah ada pada dinegri manapun di dunia ini" tambah darwine.

"Menurutku mimpimu itu sebuah ingatan lampau dari reinkarnasi sebelum dirimu,juga sebuah petujuk mengenai jalan hidupmu selanjutnya"

"ha?siapa?" tanya darwine

"Shivary , itulah reinkarnasi roh white yang ada pada jiwa mu"

"Namun didalam mimpiku tidak hanya satu dewa namun ada dua dewa pelindung,siapa lagi satunya?"

"Revtikan dia reinkarnasi roh black" jawab aric

"jika white ada pada ku,maka siapa black yang sekarang?"

"Entahlah kami juga belum tahu,dan kami masih mencari tahu keberadaannya" jawab aric.

"tujuan kami sekarang adalah membawa mu ke palnet kami,melatih dan mengasah lagi kemampuan mu sebelum hari pertarungan tiba,dan setelah itu kami aharus mengumpulkan bukti bukti jika reinkarnasi belum berakhir dan menyakin kan para penduduk dari 5 kerajaan juga memperingatkan mereka jika dalam kurun dua tahun lagi akan ada pertarungan besar tiga reinkarnasi"

Darwine kebingungan mendengar cerita aric,ia hanya terdiam sambil merenungkan sesuatu.

"Tapi aku tidak bisa pergi sekarang,aku datang kemari untuk mencari pekerjaan,dan juga nenekku belum tau mengenai ini"

"nenek?"

Seketika ingatan darwine tersentak,

"Ah itu dia!aku diasuh nenek dari ibuku,maksudku nenek yang merawat ibuku, nenek pasti tau semua tentang ibu,aku akan menghubunginya"

"apa tidak masalah menanyakan hal ini dengan tiba-tiba "

"kenapa tidak"

"beliau pasti heran kenapa kau tiba-tiba menanyakan tentang kebenaran ibumu,"

"itu tidak akan terjadi,akan kutanyakan langsung pada poinnya..percayalah"

"hei,tapi sebelum itu jangan bilang jika ada orang asing dengan paras sangar dirumah mu,itu akan membebani pikirannya" Aric nampak sangat memeperdulikan perasaan sesorang.

Darwine juga teringat jika neneknya sangat posesif terhadapnya,ia harus merangakai kata kata agar tidak membuat neneknya cemas. Ditambah dengan pakaian yang aric kenakan.

"yatuhan kenapa harus pakaian seketat itu"

Darwine dengan pipinya yag memerah segera memalingkan pandangnnya dari tubuh aric .

Darwine mengambil ponsel dan segera menghubungi neneknya. Aric berjalan sambil melihat kesekeliling ruangan lalu ia kembali ketitik awal dia berdiri bersama darwine,darwine nampaknya masih menunggu telfon diangakat oleh neneknya. Aric duduk di sofa empuk berseblahan dengan darwine.

"sepertinya nenek sedang jauh dari ponselnya"

Darwine nampak kurang lega, Darwine tidak bisa menyembunyikan raut murungnya,ia kecewa kenapa keluarganya menyembunyikan rahasia sebesar ini pada darwine.

"kalau begitu besok saja"

Aric menepuk lembut kepala darwine,ia berpikir dengan begitu bisa sedikit merubah suasana murung adrwine.

"eh!" darwine terkejut dan seketika pipinya memerah kembali,akan berbeda rasanya  jika orang asing melakukan hal tersebut pada darwine,namun berbeda jika orang asing itu adalah aric,entah kenapa darwine justru merasa nyaman dengan aric.

Bzkkk,bzzkk…

" Aric bagaimana, kau sudah menemukannya?"

Muncul suara pria dari arloji digital milik aric,yang tidak lain adalah caros.

"Sudah,beserta white elf juga"

"Eh! Yang benar saja secepat itu?,diluar perkiraan, kalau begitu segera kirim koordinat mu kami akan kesana"

" tidak perlu,dengan adanya kalian berdua akan memperkeruh suasana" jelas aric

"dia bicara dengan siapa?" batin darwine

"eh!,kau ini,terserah kau lah,tapi setidaknya kirimkan foto white elf itu,aku akan memberi tahukannya pada profrsor dan ayahmu"pinta caros

" baiklah, darwine boleh aku mengambil fotomu untuk bukti hasil misi kami?"

pinta aric

"b.baiklah(buat apa)"

Aric mengambil gambar dareine dengan scan wajah menggunakan alat seperti pena. Segera aric mengirimkan hasil fotonya pada caros.

".…" sesaat caros terdiam dan

"YATUHAN DIA MIRIP SEKALI!!,"

terdengar keras dari sepaker,suara perempuan yang tak lain adalah tanzila. Tanzila adalah penggemar berat damantha ibu darwine,karena di negri sana banyak sekali kisah petualangan damantha yang dikenang olah masyarakat terutama kalangan muda. Selain menjadi putri dari kerajaan ,ibu darwine juga seorang arkeolog,ia sering berkelana dengan sahabtnya untuk menguak misteri misteri di berbagai kerjaan,termasuk misteri reinkarnasi. Tanzila sebagai penggemar berat damantha pun mengoleksi hampir 2 dari 4 buku jurnal asli milik damantha yang berisikan hasil penelitian nya dan cerita harian petualangannya,banyak orang yang ingin membayar lebih untuk mendapatkan buku itu untuk sekedar koleksi atau sebagai bahan penelitian, buku itu tidak diperjual belikan entah darimana tanzila mendapatkan buku yang terbilang langka tersebut.

"Aku tidak yakin jika dia pasti akan menjadi istrimu"

"eh?"

Kata kata tanzila yang terdengar dari speaker membuat aric dan darwine terkejut.

"Zila!" tegas aric dengan pipi memerah.

"ups,salahku,seharusnya kau tidak membicarakan masalah ini sekarang,Dan aric jika urusanmu sudah selesai segera kembali ke kapal" ucap tanzila dengan maksut bergurau.

Aric merenung sesaat untuk memilih apakah dia akan kembali ke kapal atau tetap di rumah darwine untuk melanjutkan urusannya.

"untuk sekarang aku akan bersama white,aku tidak kembali ke kapal,ada urusan yang harus kami selesaikan"

"uhh,baiklah urusan yah,mau bagaimana lagi aku tidak bisa menggangu pertemuan pasangan 200 yang lalu bukan,ah romantisnya aku ingin sekali memiliki ikatan yang telah telah ditakdirkan 1400 tahun lalu oleh dewi dan tertera dalam arca juga relief kuil,nama yang selalu ada dalam alunan pujian upacara pernikahan "

Nampak jelas jika tanzila membaca buku jurnal damantha yang membahs sepsang reinkrnasi.

"tanzila,kumohon hentikan"

Ucap aric dengan nada datar

"baik-baik dan…Eh caros !!"

"aric,jika urusanmu sudh selesai cepatlah kembali kekapal"

Bib!

Caros mengambil alih komunikasi dan segera menutup Saluran komunikasi antar keduanya sbeleum tanzila berulah dengan cerita dari buku jurnal damantha.

"Huft"

Aric tampak lega dengan tindakan caros yang memutus koneksi komunikasi.

"siapa mereka?,apa mereka sama denganmu?" tanya darwine.

"e,iya,mereka rekanku,yang mengantarku kemari"

"jadi ada yang lain juga,yang seperti mu?"

"yup!"

"um,Istri, 1400, upaca pernikahan, Apa maksudnya semua tadi?"

Tanya dariwine dengn serius,darwine yang dari tadi duduk di samping aric mendengarkan pecakapan aric dengan dua rekannya.

"kau mendengar semuanya ya,kalau begitu akan kujelaskan sedikit,sisanya kelak kau akan mengerti sendiri" ucap aric dengan sedikit canggung.

"jadi dulu ibumu menulis buku jurnal petualangannya,hal yang ia temukan selama ia berpetualang, dalam salah satu jurnalnya yang sekarang dibawa oleh tanzila berisi tentang penelitiannya mengenai kuil kuno,dan penggalan kisah dari relief arca dan lagu pujian kuno yang sering dinyanyikan ketika upaca pernikahan, dalam nyanyian dan relief kuil menceritakan kisah sepasang insan manusia yang…"

"sebentr,mungkin cerita iki akan lama bukan?,aku mau mengambil makanan dulu dibawah"

"eh…." aric hanya menyengir saat darwine memotong cerita nya dan undur diri untuk mengambil makanan dilantai bawah.

Aric hanya duduk termenung sambil menggigit bibir ditambah dengan pipinya yang memrah.

"ugh,dasar tanzila," Aric bergumam dalam batinya sendiri,mengenai perasaan yang telah lama hilang darinya lalu muncul kembali.ditambah dengan ingtan aric yang memunculakn percakapan kakeknya dengannya saat di gazebo istana

"white dan black adalah sepasang roh yang tak bisa dipisahkan,sekeras apapun mereka yang berusaha merubah takdir persatuan white dan black mereka tidak akan berhasil karena itu adalah karunia besar dari sang pemilik,dan selain untuk mengalahkan reinkarnasi iblis ,white dan black ditugaskan untuk menyebarkan ajaran kebajikan dan kasihsayang bagi seluruh makhluk sang pemilik" kakek aric menjelasan sedikit hal sebelum keberangkatan aric.Dari sekian banyak pesan dan nasihat dari kakek aric,ada nasihat yang paling ia ingat,

"bawa istrimu kembali ke naxim…black,bawa kembali ratu-mu yang pemberani itu" merupakan ucapan yang paling diingat aric dari kakeknya.

"Tapi apa setelah aku beritahu semuanya apa dia akan menerimaku ?,ah tidak ini terlalu cepat baginya dia bahkan masih belum tau kebenaran dirinya." ucap aric dalam batin dambil menatap tangan kanannya yang pernah kontak dengan darwine.

***************************************************************

Di Camp.

"UGH! KENAPA KAMU MEMUTUSNYA, AKU BELUM SELESAI BICARA!" grusu tanzila yang kesal dengan caros yang memutus koneksi.

"habis,kau terlalu banyak bicara hal yang tidak penting" ucap caros dengan santai sambil mengkorek-korek hidungnya.

"APA KATAMU!!,RASAKAN INI!!!" tandila menendang nendng tulng kering caros. Akibatnya caros jatuh berlutut di depan tanzila.

"ugh,pantas saja tidak laku,kau kasar sih,bahkan gane pun enggan mendekatimu karena prilaku kasarmu ini" uacapan caros malah membuat tanzila semankin menjadi jadi,ditambah imaji tanzila mengenai gane yang menjauhinya.

"uhg,apa katamu"uapan hawa panas nampak keluar dari tubuh zila,mungkin dia akab berubah menjadi godzila.

"eh.." caros nampaknya baru menyadari jika ia baru saja mengucapkan kata terlarang yaitu dengan mengucap nama {gane}.

Dengan tepat sasaran zila yang marah memukul tepat pada bagian perut caros. Dan benra saja Caros terpental lumayan jauh dari tempat ia berdiri dari hadapan tanzila.

"ugh.."caros hanya bisa merintih kesakitan dan tergeletak tak berdaya.

Tanzila yang masih kesal beranjak masuk kedalam camp meninggalakn caros yang takberdaya.