Chereads / seventh reincarnation / Chapter 4 - Siapa?

Chapter 4 - Siapa?

Darwine membuka pintu dan melangkah keluar dan mengunci kembali pintu utama.

"dah sore bangat nih,kudu cepet cepet" batin darwine sambil melihat lingkungan yang semain gelap.

*************★****************★***

5 menit setelah darwine meninggalkan rumah muncul seseorang yang berusaha masuk rumah darwine lewat taman belakang rumah.

Snif… Snif..snif..(mengendus aroma)

"disini rupanya" ucap sosok bayangan hitam.

Dari halaman belakang rumah darwine masuklah pria bertudung putih dengan motif garis berwarna biru cerah. Dia mengendap endap dan memastikan keamanan disekitarnya, misterius.

Ciri fisik pria itu sama seperti dengan pria yang diceritakan oleh kiara, dia berusaha mencari jalan masuk kedalam rumah darwine.

Cklek....

.

.

.

krieet...

Tanpa disangaka pintu belakang ruamah darwine tidak terkunci, mungkin darwine lupa untuk mengunci pintu bagain belakang, dan hal tersebut membuat pria asing tesebut berhasil masuk ke kediaaman darwine.

Pria tersebut harus sedikit menundukkan kepalanya untuk bisa masuk ke gawang pintu yang ukuran nya lebih kecil, mungkin bukan karena gawang pintu yang kecil namun si pria tersebut yang berukuran besar,sekitar hampir 2 meter.

Setelah bisa masuk si pria asing tersebut membuka tudung yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.

Dibalik tudung bagian atas tersebut terdapat rambut pirang pendek bergelombang, dengan poni panjang sebelah, daun telinga yang panjang seperti elf, kulit yang putih pucat seperti vampir juga wajah menawan yang mirip denga patung salah seorang dewa Yunani.

"Ternyata alat ini bisa diandalkan"

ucap si pria asing itu.

"bzzzz…aric,kau dimana? Aku mendapatkan pesan dari markas besar, profesor vloyn bilang jika ia dapat melacak lokasi chip milik nona damantha, cepat kembali."

Muncul suara dari smart watch yang dikenakan di pergelangan pria tersebut.

"haah…kau telat aku sudah menemukannya lebih dahulu, aku sudah ada di area yang dituju."

"haa!? bagaimana bisa, bagaimana kau yakin jika kau ada di lokasi nona damantha?, hei bisa kau kirimkan kordinatmu sekarang, aku akan datang kesana! "

terdengar suara yang tergesa-gesa setelah mendengar perkataan pria asing tersebut.

"tidak usah, kau jaga kapal dengan tanzila dan tunggu informasi lain dari profesor vloyn, jangan lupa untuk pesan pasokan makanan...nit..nit..."

"tunggu,Ar…."

pria asing terbut di panggil dengan nama Aric oleh rekannya, ia memutus komunikasi dengan rekannya yang berada di camp.

(Di lain tempat) *****************************

"kenapa?, di putus?"

tanya seorang elf perempuan di dampingnya, Tanzila.

"Ah!, kenapa sih aric nekat mencari sendirian huh?!,padahal itu beresiko, apalagi dengan tubuh kita yang seperti ini."

gerutu rekan elf yang aric putus komunikasinya, Caros.

"Apa yang kau khawatirkan, dia kan aric, dia punya banyak ide untuk menyelesaikan misinya dan masalahnya."

Tanzila nampak santai dengan apa yang aric lakukan.

"Huft, tapi tidak bisa seperti itu selalu zil,kita juga ikut misi ini untuk melindungi aric juga bukan?"

Caros hanya bisa menghela nafas dan kembali mencemaskan keadaan temannya yang menjalankan misi seorang diri.

"kita bukan pelindungnya, kita hanya menemani, aric bisa menjaga dirinya sendiri, dia memiliki apa yang tidak kita miliki."

Tanzila masih santai sembil menenggak secangkir kopi hangat di cangkirnya.

Untuk sementara mereka berhenti berbicara, hingga caros mengatakan hal yang ada di benaknya.

"bagaimana bisa jiwa white elf bisa sampai sini, sedangkan dunia ini dan dunia asal kita sangat jauh bahkan berbeda dimensi?"

caros menatap langit senja yang perlahan menggelap.

"ntah lah, aku juga tidak tau pasti," jawab tanzila sambil meratapi mug berisis kopi.

"dan satu lagi, kenapa agensi Valroc yang merupakan organisasi intelegen profesional justru melibatkan tim tingkat bawah yang hanya diperbolehkan untuk melaksanakan misi tingkat rendah , dan sekarang dipinta untuk melaksanakan misi yang bisa dikata 'besar' ini ,dan bahkan tanpa aric saja kita mustahil akan sampai kemari."

Caros berpikir keras

"Memang, Valroc tidak bisa mengirim sembarang orang untuk menjalankan misi yang memilik tingakat yang jauh drastis dengan kemapuan tim yang dipilih, namun ada hal yang lebih penting dari itu"

"maksudmu?"

caros menunggu kelanjutan maksud dari ucapan tanzila.

"Kau tau kan jika valroc yang tersebar di seluruh penjuru negri memiliki ikatan dengan para pemimpin diwilayah yang mereka sebar, Savarma, Bathlov, Cavale, Mailey, Tehthrovy, organisasi Valroc terikat oleh mereka, mereka terikat karena sebuah kesepakatan yang ditawarkan oleh agensi utama valroc yaitu kerajaan Bathlov. Jika mengirim tim tingkat atas maka semua cabang valroc akan mendapatkan informasi tersebut karena itu termasuk misi penting yang wajib diketahui semua cabang, jika mengirim tim tingkat bawah  Valroc juga tetap mengirim informasi penugasan namun tujuan tugas dapat dimanipulasi, dan yang mampu memanipulasi tugas tinggkat bawah adalah agensi Valroc utama."

Tanzila nampak lebih paham tentang dunia agensi mereka.

"Sebenarnya pengiriman manusia elf ke luar portal dimensi itu illegal, dan penghapusan wewenang valroc mengirm manusia elf keluar portal dimensi kita sudah disetujui oleh seluruh pemimpin, termasuk pemimpin bathlov, itu semua akibat insiden nona damantha, putri dari kerajaan Tethrovy." sambung tanzila.

"jadi misi ini illegal?"

"lebih tepatnya sangat illegal"

"lalu kenapa tuan nuke mengirim calon pengganti kepemimpinannya untuk pergi begitu saja keluar portal, dan mencari yang disebut  reinkarnasi yang bahkan orang di dunia kita sudah tidak percaya akan hal reinkarnasi itu?."

"entahlah, namun pastinya sudah ada pertimbangan yang matang, bahkan ayah aric, tuan nuke sendiri dan perangkat pemerintahan sudah merencanakan hal ini dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan saat aric masih kecil. Jika tim tingkat atas yang menemani aric akan terjadi konflik antar kerajaan."

"maksudmu?"

"argh…kan sudah ku jelaskan tadi alasanya,misi ini illegal dan jika ketahuan pastinya kerajaan bathlov dianggap lakukan pelanggaran,dan kemungkinan akan menjadi masalah anatr dua kerajaan."

timpal Tanzila.

…....................................

(Di lain tempat)

"sepi sekali tempat ini."

Aric berjalan menyusuri dapur dan terus berjalan hingga ke ruang tengah. Hanya sofa dan meja yang ia temui.

Bib..bib...ngiiiiiiiiiiiiiiii…..

Chip detector milik aric mendeteksi adanya chip disekitarnya.

Nit.

Aric menonaktifkan chip detectornya

"beneran disini,tapi dimana?"

Aric mengarahkan pandangannya ke tangga yang mehubungkan ruang tamu dengan lantai atas.

"mungkin di atas"

Aric berjalan menjajaki tangga.

Sementara itu darwine dalam perjalan pulang dari warung berjalan sambil mengingat-ingat sesuatu.

"um,aku kelupaan sesuatu nggak ya?…um..,belanjaan juga udah lengkap."

ujarnya sembari melihat tembali isi thot bag nya.

Darwine sampai didepan rumahnya,ia merogoh saku dan mendapatkan kunci rumahnya, lalu membuka kunci pintu.

Darwine berjalan menuju dapur dan mendapati  pintu belakang rumah terbuka lebar.

"eh pintunya kebuka? k,kok bisa, tadi kan sebelum ku tinggal masih tertutup ,j,jangan-jangan.." darwine menduga-nduga jika ada orang asing yang masuk kedalam rumahnya. Dengan sigap darwine mengambil teflon nya dan berjalan menuju ruang tengah.

"tapi nggak ada siapa-siapa pas aku lewat sini"

Drap drap drap drap..

Dari atas terdengar suara langkah kaki yang menuruni tangga.

"aaa"

darwine teriak dalam batinnya,dan bingung akan sembunyi dimana, hingga ia memutuskan untuk bersembunyi dibalik sofa.

Dari tangga muncul aric yang masih mencari-cari chip.

"dimana ya chip nya?"

ucap aric sambil melihat ke sekitarnya.

"hah?chip?"

mendengar ucapan aric darwine langsung mengintip dari balik sofa.

Mata darwine terbelak melihat sosok aric yang tinggi dengan rambut pirang nya yang berkilau tersorot lampu ruang tamu.

"di,dia siapa?telinganya runcing banget, alien?tapi tampan"

Melihat telinge aric yang panjang darwine seketika beranggapan jika aric alien.

Tak disengaja darwine menjatuhkan teflon yang ia bawa akibat terlalu fokus dengan aric.

Pyang..

"eh"

Aric terkejut dengan suara teflon darwine yang terjatuh tersebut, begitu juga darwine seketika sadar dari lamunananya terhadap aric.

"ah shiiiit"

darwine mengumpat dalam batinya sambil menggit bibir bawahnya.

Aric berjalan menuju suara itu berasal,dibalik sofa. Darwine yang merasa jika orang asing tersebut mulai mengghampirinya ia berseru.

"JANGAN MENDEKAT!!! KUPERINGATKAN JANGAN MENDEKAT KAU ALIEN !!! ANGKAT TANGAN MU ATAU WAJAH TAMPAN MU AKAN PENYOK JIKA KAU TETAP MENDEKAT!!,"

terdengar seruan dari balik sofa, langkah aric terhenti seketika dan ia mengangkat tangannya seperti pencuri yang tertangkap.

"kau siapa?"

tanya aric dengan posisi tangan masih terangkat.

"kau yang siapa, masuk kerumahku seenaknya!"

jawab darwine yang muncul dari balik sofa, dan menodongkan teflon nya seperti menodongkan senjata api.

"kau ceroboh membiarkan pintu mu tidak terkunci" jawab aric dengan santai.

"kau lancang masuk rumah orang tanpa izin!" darwine bersih keras jika kajadian ini bukan salahnya.

Sejenak mereka berdua berhenti adu mulut tanpa bertatap muka.

"maaf atas kelancanganku masuk kerumahmu tanpa izin, Namaku Atlaric dari pelanet naxim dan tujuan ku kemari untuk mencari seseorang"

aric memperkenalkan dirinya, ia berharap setelah memperkenalkan diri akan membuat darwine sedikit lebih tenang.

"Hah?siapa?,tunggu pelanet naxim? Kau siapa, jangan berbohong, wajah tampanmu tidak akan bisa menutupi kebhongamu tau! mana ada planet naxim dalam tata surya !!!" Darwine memberanikan dirinya untuk menatap wajah aric kesekian kalinya dari balik sofa sambil menggenggam erat teflonnya, tubuh darwine bergetar.

"tenanglah, sungguh aku tidak berbohong, aku dari dimensi lain dan datang kemari untuk mencari seseorang, dan aku datang dengan damai, lihat aku tidak membawa senjata"

Aric masih dalam posisi mengangkat kedua tangannya.

"Aku tidak percaya!!"

Darwine membantah penjelasan aric.

"hah,baiklah biar ku jelaskan agar kau percaya"

"tidak usah !"

darwine berlari menuju ponsel pintarnya yang tegeletak di atas meja disebelah kamar.

Dengan lincah aric berusaha mencegah darwine untuk sampai mendpatkan ponselnya.

Lengan darwine ditarik paksa oleh aric hingga membuat tubuh darwine mengantam tubuh besar aric.

"maaf atas kekasaranku, tapi kau sulit diajak bicara dengan santai"

Untuk berbicara dengan darwine aric harus membungkukan tubuhnya karena tubuh aric jauh lebih tinggi dari darwine. Tangan aric yang besar menggenggam erat kedua lengan bawah darwine tapi itu tidak cukup membuat darwine terluka.

"Tenanglah, dan dengarkan aku, aku tidak akan melukaimu"

Ucap aric sambil menatap darwine, darwine menatap balik pupil ungu aric.

"agh!,jangan sentuh aku atau aku akan teriak! MAAL..."

"huft,Tenanglah" dengan cekatan namun tenang,aric menutup mulut darwine dengan menjepit bibir darwine dengan dua jari kanannya untuk mensiasati jika dariwne akan menggigit telapak tangannya.

"tenanglah aku tidak akan menyakitimu, atau melakukan hal buruk padamu, aku hanya menjalankan misi untuk mecari sebuah chip dirumah ini dan juga seseorang,akan kulepaskan jika kau bisa bersikap tenang dan tidak beruha untuk berteriak."

bisik aric kepada dawine yang berada di pelukannya.

Darwine yang mulai tenang menangguk sebagai respon untuk aric. Aric melepaskan darwine dari pelukannya.

"wangi banget"

gumam darwine dalam batinya dengan pipi yang memerah sambil mengusap bibirnya.

"nah sekarang biar aku jelaskan,agar kau tidak menuduhku yang tidak baik"(padahal dia masuk rumah orang tanpa izin sudah termasuk prilaku tidak baik)

"Aku Atlaric, kau harus tau namaku,karena suatu saat kau akan memerlukannya" jelas aric

"eh?"

"Aku bisa sampai kemari, karena ada chip yang tersimpan di rumah ini, dan chip itu milik nona Tehrovynia Exela Damantha, singkatnya nona Damantha belau putri dari kerajaan Tehthrovy"

"Damantha?"

darwine terkejut dalam batin mendengar nama itu, karena yang pernah tinggal di rumah nya yang memiliki nama damantha hanya ibunya dan darwine seorang.

"Dan aku diperintahkan juga untuk menjemput reinkarnasi white elf yang diramalkan leluhur kami, katanya reinkarnasi white elf bukan berasal dari dimensi dan planet kami ,tapi masih sedarah dari bangsa kami, dan pemimpin kami menyimpulkan jika anak dari nona damantha lah reinkarnasi white elf, karena hanya nona damantha putri dari kerajaan exel-lah satu satunya bangsa kami yang pergi keluar portal dimensi kami"

jelas aric, darwine hanya menggerutkan kening tanda dia tidak paham pasti apa yang aric samapaikan padanya.

"dan kau siapa?" tanya aric

"a,aku darwine, darwine damantha, putri dari Exela Damantha,(darwine tidak tau jika ibunya memiliki nama sepanjang dan serumit itu) "

"Kau putrinya, maksudku anak nona damantha?"

"mm,mungkin aku tidak tau jika ibuku memiliki nama sepanjang itu" Jelas dariwne

"maaf telah lancang "

Aric sedikit membungkukkan badan sebagai permintaan maaf.

"eh apa yang kau lakukan?"

Darwine terkejut melihat apa yang dilakukan aric padanya.

"meminta maaf" jawab aric sambil mengangkat lagi tubuhnya

"t,tidak usah membungkuk juga"

"sudah menjadi kebiasaan kami sperti itu untuk meminta maaf" jelas aric

Namun di sisi lain ada hal yang ingin darwine ungkap, maka dari itu darwine memberanikan diri untuk mempercayai aric untuk mengghilangkan rasa ragunya tentang siapa dia dan siapa ibunya yang sebenarnya.

"tapi,mungkin chip yang kucari itu memiliki jawabannya."

Aric memaling kan wajahnya dan melihat ke arah ponsel darwine

"chip?,tunggu dari tadi kau mencari chip?chip apa?"

"chip milik ibu-mu, chip itu pastinya juga memuat semua data tentang nona damantha termasuk jejak hidup nona damntha sebelum datang ke planet ini, apa kau bisa membantuku untuk menemukannya, dengan itu aku bisa membuktikannya padamu kebenaran tentang ibumu secara pasti."

"entah lah,aku saja tidak tau bentuk chip itu"

"lihat, chip detector ku menunjukkan lokasi ini,tepat ditengah ruangan ini, tapi aku tidak menemukan apa-apa disini, juga..maaf dilantai atas rumah mu"

"apa mungkin ada bawah karpet ini?"

duga darwine sambil melirik ke arah karpet di tengah ruangan dan aric sepertinya sepemikiran dengan darwine.

"apa boleh….?" ucap aric

"jika itu bisa menunjukkan kebenarannya padaku, akan kubantu."

darwin tampak serius dan mulai penasaran akan fakta ibunya sebenarnya.

"kalau begitu, kita singkirkan kursi dan mejanya, lalu karpetnya"

kata darwin sambil mentap kearah karpet.

Mereka berdua mulai memindahkan dan menggeser kursi juga meja ke tepi ruangan. Rasa ingin tahu darwine yang sangat besar, membuat darwine terdorong untuk membantu aric yang awalnya menjadi penysusp rumahnya. Nampaknya darwine juga menyimpan sesuatu pada dirinya yang telah lama ia sembunyikan.

Secara kompak darwine dan aric menyungsung karpet ruang tamu dari ujung sudut karpet yang berhadapan.

"eh!"

Alangkah terkejutnya darwine melihat ada pintu kecil tepat ditengah ruang tamu.

"a, aku baru tau ada pintu kecil balik karpet ini,maksudku sejak aku pindah dari sini dan kedatanganku kembali kemari, aku baru tau jika ada pintu dibawah karpet ini, tapi memang sejak kedatanganku kembali pu karpet ini sudah terpasang disini"

"kau baru tau?"

tanya aric dengan ragu.

"apa, mendiang ayah dan ibu tau soal ini?,sungguh aku baru tau jika ada pintu dibawah sini"

ucap darwine pelan, namun aric mendengarnya.

"mendiang?,maksudmu…"

aric mebcari kejelasan dari ucapan darwine.

"ibu dan ayahku sudah lama tiada."

darwine mengatakan hal tersebut tanpa menatap aric sekalipun.

"N,nona damantha benar-benar tiada, juga ayah mu?"

aric terkejut,ia mengira jika bu darwine masih hidup,namun tidak nyatanya.

Sebuah informasi tambahan untuk aric yang harus ia sampaikan kepada provesor dan ayahnya di sana mengenai ibu darwine.

"um"

darwine mengangguk.

"maaf soal itu"

Seketika juga aric menjadi murung,seperti mengingat dan merasakan apa yang darwine rasakan, pernah menimpa dirinya juga.

"tak apa"

darwine tampak tegar.

"boleh ku buka?"

Tampak aric memegang ring yang merupakan gagang pintu tersebut.

"um!"

Darwine mengangguk menyetujui.

Grak,Grak,Kriieet..

Terdengar gesekan antara daun pintu dengan gawang pintu yang menggema di ruangan tengah, disusul suara engsel tua yang berdecit nyaring.

Siapa sangka dirumah darwine terdapat basement rahasia.

"basement?"

Darwine terheran-heran mendapati ada basement dirumah nya, padahal tipe rumah darwien bukan tipe ruma yang cocok untuk memilik basement.

"izinkan aku untuk masuk terlebih dahulu, ku pastikan dulu jika dibawah aman, oh iya bisa kau mundur sedikit ada hal yang harus kulakukan"

Darwine berjalan mundur sedikit dari aric.

VUUUNGG….

Alangkah terkejutnya darwine melihat hologram lingkaran saint berwarna biru muncul dan menyala pada punggung aric, dan dari jubahnya aric mengambil sesuatu seperti alat penerangan.

Darwine masih belum percaya atas apa yang ia lihat, lingkaran saint yang menyala pada punggung aric, ia hanya bisa menyaksikan apa yang aric lakukan, dan berargumen dalam batinya sendiri.

Aric mulai menapakkan langkah pertamanya pada tangga basemet ,namun tiba-tiba darwine menariknya.

"aku ikut"

pinta darwine dengan wajah serius.

"kalau begitu pegang tanganku agar kau tetap aman, dibawah gelap dan kita juga tidak tau ada apa dibawah sana"

Aric mengulurkan tangan kananya, tampak telapak tanganya yang besar terbuka untuk darwine, dariwne menggapai tangan aric.

Diterangi oleh senter milik aric yang berbentuk seperti flash disk dan lingkaran saint yang menyala, mereka berjalan menuruni tangga yang semaking lama semakin gelap karena tidak adanya cahaya yang masuk.

"mungkin disini ada saklar yang masih terhubung"

ucap aric sambil menyoroti tiap sisi dinding. Darwine juga berupaya membantu aric mencari saklar yang ada di dalam base berukuran 8×8 meter tersebut.

Tak sengaja senter aric menyorot pada sebuah tuas kecil di sudut ruangan, di atas tuas tersebut terdapat simbol lampu. Aric mendorong tuas tersebut ketas, dan benar saja semua lampu pada base tersebut menyala. Darwine terkejut, dia melihat sekeliling rauangan tersebut. Terdapat sebuah meja kerja dan etalase kaca berisi baju yang sama seperti yang dikenakan aric namun dengan banyak sobekan. Aric menghampiri etalase kaca tersebut.

"Valroc, bathaliean "

ucap aric lirih sambil menyentuh kaca etalase berdebu yang dihiasi lampu LED tersebut.

"Valroc?"

"iya Valroc, Organisasi intelejen milik planet kami, aku baru tau jika nona damantha adalah anggota valroc juga "

"aku juga baru tau jika ibu ku bukan manusia bumi"

sahut darwine dengan nada kecewa.

"um,jadi sekarang kau percaya?"

tanya aric dengan pelan.

Darwine hanya diam, ia memalingkan wajahnya dari etelase kaca tersebut dengan wajah tertunduk dan mengusap lengan kanan-nya.

"tapi bagaimana bisa, fisik ibu ku itu manusia, ayah ku juga termasuk aku sekarang. Ibu ku tidak pernah menunjukkan fisik aslinya seperti yang kau miliki, dan tidak pernah bercerita tentang namanya yang panjang itu."

"tapi kau sudah melihat apa yang ada di etalase ini, hanya pelanetku yang memiliki seragam organisasi seperti ini, dan bekas sobekan pada pakaian itu juga menjadi bukti bagaimana nona damantha datang ke planet ini."

jelas aric.

Darwine tetap terdiam seperti enggan mendengar kan penjelasan aric, darwine hanya berpikir kenapa orang tua-nya menyembunyikan rahasia sebesar darinya.

perasaan darwine yang sebelumnya penuh rasa ingin tahu berubah menjadi rasa kecewa.

"aku juga belum tau bagaimana nona damantha mampu merubah fisiknya menjadi seperti manusia planet ini"

aric melihat sebuah bingkai foto milik ibu darwine yang tergantung di sebelah etalase.

Aric berjalan menghampiri meja kerja yang penuh debu. Ia membuka satu persatu laci yang tedapat pada meja kerja tersebut.

"Ah, ketemu!"

seru aric yang namapaknya telah menemukan chip yang ia cari.

"chip nya?"

darwine menghampiri aric

Di ujung jari aric terdapat chip seperti micro sd berwarna aquamarine.

"Iya,ini chip yang aku maksud,semua data mengenai nona damantha ada di dalam chip ini" jelas aric. Darwine terdiam dan hanya menyaksikan aric melakukan tugas nya. Aric memasukan chip tersebut dalam sebuah alat yang menyerupai smart watch yang terdapat pada pergelengan kanan nya.

"Darwine, bisa kau matikan dulu lampunya?" pinta aric.

Darwine menurunkan saklar lampu base tersebut. Pasca alat tersebut diaktifkan muncul hologram yang menanmpakan wajah damantha besera data-datanya.

"Exela damantha, Status anggota Valroc tingkat menengah, gender wanita, putri kedua dari Raja Learoc dan Permaisuri Macuella dari Kerajaan Tehthrovy" Aric membacakan beberapa data mengenai ibu darwine yang tertulis dengan huruf dari bangsa mereka.

"mama"

darwine terpaku melihat wujud asli ibunya dari hologram tersebut.

"sudah percaya?"

tanya aric.

Darwine hanya bisa menerima kenyataan jika ibunya bukan manusia dengan wujud aslinya , darwine dia terdiam.sebuah fakta yang sangat menegjutkan bagai darwine mengenai kebenerana ibunya. Darwine terdiam murung untuk sejenak, dan berpikir apa semua hal terbut berkaitan dengan apa yang darwine sembunyikan.

"Oh iya darwine, setelah ini kau harus ikut bersama ku untuk kembali ke naxim, Ada hal yang harus kau selesaikan disana"

aric menyalakan lampu basement kembali.

"Ha?,apa?kenapa tiba-tiba…"

darwine yang termenung,terkejut mendengarnya.

"Tunggu,apa maksudmu aku harus ikut kau kembali ke dunia asalmu?"

tambah darwine.

"Akan kujelaskan nanti diperjalanan,ayo bersiaplah"

Kata aric .