Rafael tak terima. Hanny miliknya. Dia akan mengatakan semuanya. Tak perduli dengan perjanjian konyolnya dan luka hatinya. Rafael rasa hanny sudah mendobrak pintu prinsip, trauma dan ketakutannya akan hubungan dan wanita.
Hanny wanita yang tulus.
Rafael akan mengatakannya nanti kalau papa dan mamanya sudah kembali ke ruanh makan.
"Kakak, boleh ambilkan bisma nasi gak?" bisma dengan manja menyerahkan piring kosong yang sudah dia ambil kepada hanny.
Rafael langsung menatap keduanya dengan ganas. Kenapa bisma manja sekali dengan hanny. Apa bisma benar-benar mencintai hanny makannya taehyung mau menikah dengan hanny.
Tidak bisa. Rafael juga ingin bersama hanny. Tapi rafael tak mau menyebut itu cinta. Rafael hanya tak suka hanny jadi milik adiknya.
Atau mungkin orang lain.
Rafael akan meralat jawabannya untuk pertama kalinya. Pertama kali dia menelan ucapannya sendiri, mengubah prinsip dan keputusannya.
Papa dan mama rafael sudah kembali ke meja makan. Mama rafael mengambilkan makanan untuk suaminya. Sementara rafael, tak ada yang mau mengambilkan makanan untuknya.
"Ma, gak ambilin makanan buat aku?" tanya rafael yang kali ini berubah manis bak anak kecil.
Tanpa hanny sadari hanny tersenyum. Terkadang sikap manis dan anak kecil rafael muncul begitu saja. Ketika dia sakit, dan sekarang.
Rafael sangat manis menurut Hanny.
"Gak. Mama kan lagi marah dan beteka sama kamu." kata mama rafael tak perduli.
Hanny tak tega. Dia berdiri dari tempat duduknya. Hanny berjalan mengitari meja panjang di ruang tamu dan menghampiri rafael.
"Mau aku ambilin?" kata hanny pada rafael.
Rafael memberikan piringnya kepada hanny. Hanny mengambil nasi dan lauk
Mereka langsung menikimati makan malamnya. Hingga selesai berganti makanan pencuci mulut.
Rafael tak tahan lagi. Dia menemui papanya yang sudah lebih dulu pergi ke ruang kerjanya.
"Raf, mau kemana?" tanya mama rafael.
Rafael biasanya akan makan buah dulu. Setidaknya satu, lalu ke ruang kerjanya atau bahkan keluar dan tidak pulang.
"Ada kerjaan penting ma. Aku mau diksusi sama papa." kata rafael berbohong.
Jujur. Ini sama sekali bukan tentang kerjaan. Tapi soal membujuk papanya supaya tidak mengizinkan taehyung menikah dulu. Dengan alasan masih kuliah.
"Ohh. Ok." kata sang mama.
Hanny mengupaskan beberapa buah untuk bisma. Rafael sempat meliriknya kesal. Bisma memang manja dari dulu. Kalau dengan mamanya rafael tidak keberatan tapi ini dengan wanitanya? Wanita bayarannya.
Yang berhutang dengannya.
Rafael ingin sekali melarang taehyung manja dengan hanny. Tapi.. Nanti mereka mikirnya dia beneran cinta sama hanny. Walau sebenarnya ada rasa cinta yang mulai tumbuh dihati rafael. Tapi rafael terus menepisnya.
'Gue gak cinta sama hanny. Gak!' batin rafael menepisnya.
Rafael tak mau melihat makin lama. Dia langsung masuk ke ruang kerja papanya.
*
"Pa.."
Papa rafael sedang sibuk dengan laptop kerjanya. Tiba-tiba rafael masuk ke ruang kerja dan memanggilnya.
"Hmm.." papa rafael hanya berdehem.
Rafael langsung mengambil kursi dan duduk disamping sang papa. Papa rafael melirik anak sulungnya itu dengan penuh curiga.
"Pa, serius bolehin bisma nikah? Kan masih kuliah. Harusnya gak boleh lah." kata bisma yang langsung membuat papanya terlonjak kaget.
Dibahas lagi. Ngapain? Katanya gak mau nikahin hanny.
"Ya gak apa-apa. Kuliah-kuliah, nikah ya gak apa-apa. Siapa tau bisma jadi makin keurus. Jadi perhatian mama cuma buat papa seorang. Bagus itu." papa rafael bahagia memikirkannya.
Rafael tak percaya dengan pemikiran sang papa. Lalu dia gimana? Rafael tak terima?
"Hanny kan pacar rafael pa. Terus rafael gimana kalau hanny nikah sama bisma."
"Lah katanya gak mau nikahin hanny. Ya udah biar bisma."
"Kan gak usah nikah pa, jaman sekarang gitu loh pa."
"Tak getok kamu pakai laptop papa mau." kesal sang papa.
"Udah sana. Papa banyak kerjaan." usir sang papa pada rafael.
Rafael ingin bilang. Ya udah biar dia nikahin hanny. Tapi rafael masih terlalu gensi. Tapi pengen banget bilang.
Ahh... Rafael ada ide lain tanpa menjatuhkan dirinya didepan hanny. Nanti hanny kegeeran kalau dia bilang dia cinta dan mau nikah sama hanny.
Rafael akan menemui hanny.
*
Hanny sudah selesai dengan bisma. Bisma sudah ada di kamarnya. Hanny juga akan istirahat. Istirahat mencari hanny. Dia masuk diam-diam ke kamar hanny dan menguncinya.
"Tuan, ada apa?"
Hanny terkejut melihat rafael yang tiba-tiba masuk. Hanny terkesiap melindungi dirinya.
Rafael ingin sekali melarang hanny . Dia ingin menyatakan perasaannya. Rafael ingin sekali bilang, dia mencintai hanny dan tidak mau hanny menjadi milik adiknya. Tapi lidahnya kelu.
Rafael terdiam dan mencerna kembali kata-kata yang harusnya dia ucapan. Rafael rasa ini tak benar. Dia hanya tak rela saja mungkin adiknya menikah lebih dulu dari dia.
"Tidak jadi."
Rafael kembali. Dia pergi dari kamar hanny. Hanny sedikit lega. Terakhir kali, rafael berbuat kasar? Menyewa orang untuk memaksanya dan membuat dia keguguran. Hanny kira mungkin rafael bisa saja berbuat kasar atau mengajak dia berhubungan secara kasar?
Hanny bergidik ngeri sendiri.
*
Rafael memendam perasaannya. Terserahlah mau menikah dengan siapa yang penting mama segera punya cucu. Rafael ada di kantor, harusnya dia bisa konsentrasi karena sudah masa bodo dengan pernikahan hanny-bisma. Tapi nyatanya, tidak. Semua pekerjaannya kacau. Kepala rafael sakit. Dia meremat dan menjambak sendiri rambut kepalanya.
"Arghh..."
Rafael berteriak keras untuk melampiaskan kekesalan yang terpendam. Penyesalan yang ada didalam hatinya.
Rafael masih tak percaya mama dan papanya akan benar-benar menikahkan bisma dan hanny.
"Tunda semua meeting hari ini, saya ingin istirahat di rumah."
Akhirnya rafael memilih pulang. Dia berpesan dengan salah seorang pekerja di kantor yang dia percaya.
Rafael pun pulang dengan diantar supir. Dia langsung masuk ke rumah setelah sampai.
Hanny baru saja membantu membuat cemilan dengan mama rafael. Hanny keluar untuk melihat sesuatu, tapi dia malah melihat rafael pulang dengan tangan yang memijat kepalanya. Hanny khawatir melihat rafael yang menghiraukannya dan berjalan masuk ke kamarnya yang ada dilantai dua.
"Ma,"
Hanny kembali ke dapur. Dia mengadu pada mama rafael. Mama rafael yang sedang menyelesaikan membuat cemilannya langsung menoleh kepada hanny.
"Kenapa sayang? Kamu susah cari buah segar dilemari es? Atau sudah habis?" tanya mama rafael. Hanny tadi diminta untuk mengambil buah-buah segar.
Kalau tidak di lemari es, ya dimeja makan. Tapi hanny malah melihat rafael yang kondisinya mengkhawatirkan.
"Ma, rafael pulang jam segini. Kayaknya gak enak badan, tadi dia jalan sambil mijat kepalanya." hanny tak menjawab pertanyaan mama rafael.
"Ohh.. Gak apa-apa. Heran malah mama, tumben dia pulang. Biasanya dia nginep di hotel atau pulang ke rumah yang kamu tempati dulu itu.."
Mama rafael menanggapinya dengan santai. Tapi hanny sangat khawatir.
"Ma, ada obat atau hanny harus apa buat bantuin rafael?" tanga hanny pada mama rafael.
"Mama bikinin teh hangat aja sama gingseng. Kamu kasih ke dia, pijit kepalanya, mungkin bisa enakan."
Hanny mengangguk. Dia membantu mama rafael untuk membuatkan teh gingseng. Setelah selesai hanny membawakannya ke kamar rafael.
Mama rafael malah girang, dia memikirkan bagaimana membuat keduanya bisa bersama. Rafael mau mengakui hatinya dan baru sang mama akan membatalkan pernikahan hanny dengan bisma.
'Semoga rafael gak tahan dan nyatain cinta ke kamu ya, sayang.' batin mama rafael menatap hanny.