Chereads / DADY / Chapter 17 - PERNIKAHAN part 3

Chapter 17 - PERNIKAHAN part 3

Hanny membawakan teh gingsengnya ke kamar rafael. Dia beberapa kali mengetuk pintu, sangat pelan takut mengganggu rafael. Tapi mungkin rafael tak dengar. Jasi tak ada jawaban dari rafael yang mempersilakan hanny masuk.

Hanny membuka pintunya perlahan. Terlihat rafael yang sedang duduk setengah berdiri dan masih memegang kepalanya.

"Tuann.." lirih hanny memanggilnya. Rafael hanya meliriknya. Terlalu kesal melihat bagaimana gadis didepannya, miliknya, dia melihat penampan dengan sebuah gelas penuh teh.

Rafael hanya melirik kemudian dia memejamkan matanya lagi. Tak perduli akan apa hanny ke kamar. Rafael terlalu kesal. Kenapa juga hanny tak menolak pernikahannya dengan bisma. Bukankah dia terikat kontrak dengan rafael.

Ahh.. Iya. Rafael baru ingat.

Ketika rafael membuka mata hanny sudah ada sampingnya. Hanny menaruh nampan dan gelas tehnya. Dia bahkan sudah duduk disamping rafael. Dengan beraninya.

"Tuan.." panggil hanny pada rafael.

Rafael hanya menatap bibir hanny yang memanggilnya tuan kalau mereka berdua. Rasanya bibir merah hanny, ditambah setelah makan, dengan beberapa makanan mungkin berminyak, menambah sensasi mengkilat dan menggiurkan untuk rafael.

"Tuan, kata mama minum tehnya dulu." hanny. 

Mama. Lagi, rafael sangat suka hanny menyebut mamanya dengan panggilan itu. Nada bicaranya juga, rafael sangat mendengar dan dapat merasakan kelembutan dan kasih sayang yang tulus dari hanny untuk mamanya. Pantas saja mamanya ngebet ingin hanny menjadi menantunya. Bahkan disuruh menikah dengan bisma.

"Tuan, minum dulu tehnya. Supaya kepala tuan tidak sakit." kata hanny menyodorkan tehnya pada rafael.

Rafael tak menghiraukan kata-kata hanny. Dia malah fokus menatap tubuh hanny dengan pakaian yang ketat membentuk lekuk tubuh. Lalu bibir hanny yang terlihat manis dan menggoda bagi rafael.

Rafael tak ingin minum teh. Tapi dia ingin hanny.

"Kenapa kamu mau dinikahkan dengan bisma?" tanya rafael setengah mendudukan badannya.

Hanny terkejut rafael menanyakan itu. Kenapa?

"Emm.." hanny tak yakin dengan jawabannya. Dia berpikir sejekan untuk memberikan jawaban yang akan membuat rafael puas mungkin?

"Saya gak enak nolak mama tuan. Mama tuan baik banget ke saya. Asal saya bisa tetap disamping mama tuan, menjaga mama tuan, menyayangi mama tuan seperti mama saya sendiri, mengurusnya, saya bersedia menikah dengan bisma." kaya hanny.

Rafael kesal. Dia memalingkan muka dan menarik selimut untuk tidur. Rafael benci kenapa hanny gak peka. Bukannya cewek biasanya yang paling peka.

"Taruh tehnya, nanti saya minum. Sekarang kamu keluar dan tutup pintunya." rafael mengusir hanny.

"Tuan, minum dulu. Saya khawatir. Saya juga ingin memijat kepala tuan, kata mama mungkin bisa meringankan sakit kepala tuan."

Hanny tak menurut. Dia menyibakan selimut rafael dan menyentuh kepala rafael. Rafael malah jadi salah tingkah. Mata rafael melihat hanny, hanny fokus memijat kepala rafael dan mengecek suhu badan rafael.

"Tuan, minum dulu. Tolong.." katanya kembali menunjukan gelas yang dia bawa.

"Mama sedih kalau tuan sakit, tolong buat mama." kata hanny lagi. 

Rafael kembali duduk bersandar. Dia meminum tehnya dengan bantuan hanny. Rafael suka, dia suka setiap sentuhan lembut tangan hanny.

"Kenapa kamu baik dan perhatian ke saya?" tanya rafael pada hanny.

Hanny menaruh gelasnya setelah rafael menyelesaikan minumnya. Hanny tersenyum manis menatap rafael.

"Tuan baik ke saya. Tuan bantuin saya bayar hutang om dan tante saya. Saya gak perlu jadi wanita penghibur. Tuan juga kasih mama, papa dan saudara yang menyanyangi saya dalam sekejap."

Rafael terdiam. Baru kali ini dia mendengar alasan lain, biasanya karena cewek yang bersama dia sayang dengan dirinya, bukan mamanya.

"Mama sama papa saya sudah tidak ada sejak saya kecil. Saya rindu mama, dan disamping mama tuan, saya seperti bersama mama. Saya rindu kasih sayang mama."

Tanpa sadar air mata hanny hampir mengalih. Hanny langsung memalingkan muka dari rafael dan bergegas menyek air matanya.

Namjoon melihatnya, dia melihat bagaimana mata hanny merah dan berkaca, seperti ingin menangis. Rafael ingin menenangkannya, dia ingin menarik hanny kedalam pelukannya. Tapi tangannya kelu.

Tangan rafael sudah bergerak, hampir mengusap puncak kepala hanny yang membelakanginya. Tapi rafael terlalu gensi.

"Kamu tadi mau memijat kepala saya kan, lanjutkan?" tanya rafael mengalihkan pembicaraan.

"Iya."

Hanny berbalik menatap rafael lagi. Hanny bergeser mendekati rafael dan tangannya mulai memijat kening rafael. Namjoon diam menikmatinya. Sesekali matanya memincing untuk mengintip.

'Apa aku harus mengakui kalau aku mencintai kamu, hanny?' batin rafael yang mengintip hanny, yang sedang memijat kepalanya.

'Baru kali ini aku menemukan wanita se-pure kamu hanny."' batin rafael lagi.

"Jangan menikah dengan taehyung." rafael.

Akhirnya, kalimat yang sejak tadi diinginkan rafael keluar juga

Lepas begitu saja.

Hanny menghentikan pijitannya. Sedikit senang, mungkin karena rafael memiliki perasaan untuknya?

Tapi hanny ingin memastikan?

"Kenapa tuan? Kenapa saya tidak boleh menikah dengan bisma?" tanya hanny. Berharap dapat jawaban yang ingin dia dengar.

"Ahh ituu..." rafael tergugup.

Dia sudah ingin mengatakannya. Tapi? Rafael tak mau menurunkan gensinya.

"Emm.. Kamu?" rafael mencari-cari pembicaraan lain.

"Kamu gak marah lagi karena kehilangan bayi kita?"

Kita?

Hanny senang mendengarnya. Dia tak salah dengar? Bayi kita?

"Sedikit. Tapi mama bilang, gak apa-apa. Pasti ada kesempatan lain buat saya." nada bicara hanny sedikit menurun. Terdengar sedih.

"Lalu kalau kamu menikah dengan bisma, apa artinya kamu akan mengandung anak bisma?" tanya rafael.

Hanny tidak tau. Dia hanya ingin menjadi anak mamanya rafael.

"Lalu soal perjanjian kita? Hutang kamu?" nada rafael langsung meninggi.

"Kamu harus batalin pernikahan. Iya, batalin. Kalau kamu menikah dengan bisma, berarti kamu ingkar janji. Saya bisa memenjarakan kamu!" rafael menunjuk-nunjuk hanny.

"Saya mau menolaknya. Tapi saya gak enak bilang ke mama, nanti mama sedih." sanggah hanny.

"Yaa pokoknya saya gak mau tau, kamu harus tolak."

Hanny keluar dari kamar rafael. Rafael meminta hanny untuk membatalkan pernikahannya dengan bisma.

"Tuan alasannya?" hanny kembali ke kamar rafael.

Hanny gak mungkin menolak menikah dengan bisma dengan alasan ada ikatan kerja dengan rafael kan.

Syett...

Rafael tak tahan. Rafael mendekati hanny yang ada diambang pintu. Rafael menutup pintunya dan menahan hanny hingga dia membentur tembok.

"Tuann.." hanny gugup menatap rafael. Tubuhnya tepat didepan hanny. Tubuh hanny terbentur tembok karena desakan tubuh rafael didepannya.

"Jangan menikah sama adik saya."

"Iya tuan. Saya mengerti. Tapi saya tidak mau menolaknya, saya tidak mau melukai hati mama..."

Rafael tak tahan. Hanny sangat manis saat memanggilnya mamanya dengan sebutan mama. Rafael yang sejak tadi menunduk memperhatikan bibir hanny tak lagi tahan.

"Jangan menikah dengan bisma" katanya langsung menikmati bibir hanny. Hanny terbungkam oleh bibir rafael. Dia tak lagi bisa berkata. Keduanya hanyut dalan ciuman itu.