Setelah kejadian hanny keguguran. Mamanya rafael baru tau kalau hanny adalah kekasih rafael. Mama rafael meminta hanny tinggal di rumahnya bahkan dia meminta rafael untuk menikahi hanny.
"Apaan sih ma. Ngapain nikah?"
Mereka ada di ruang tengah. Baru saja rafael pulang. Mamanya langsung memanggil rafael untuk berbicara berdua.
Hanny baru akan mengantarkan minuman dan makanan ringan untuk mama rafael. Tapi langkahnya terhenti. Hanny sedih mendengar rafael seperti tidak mau menikah dengannya.
Ahh, hanny lupa. Rafael kan hanya butuh hanny membayar uang yang dia pinjam untuk hutang om dan tantenya. Bukan sebuah cinta yang berakhir dalam ikatan pernikahan.
Bodohnya hanny terlalu jatuh kesuasan di rumah rafael. Kasih sayang mamanya rafael. Adik bahkan papanya. Hanny seperti punya keluarga dan penuh kasih sayang dari mereka.
Yang selalu hanny inginkan. Tapi semuanya, semu. Hanny lupa tempatnya.
"Lah maksudnya, ngapain apaan?" mama rafael murka.
"Hanny kan pacar kamu. Kamu sayang kan, cinta kan sama hanny. Kok ngapain nikah?" mama rafael melempar bantal dengan keras kearah rafael.
Iya. Rafael lupa. Pacar artinya cinta. Cinta kalau gak sampai ke pernikahan cinta apa? Bulsyet.
Rafael menerima lemparan bantal dari mamanya. Rafael tak ada tujuan menikah. Hanya ingin memberikan mamanya cucu.
Rafael punya alasannya.
"Ma, aku itu cuma mau kasih cucu ke mama. Kayak yang mama inginkan." kata rafael menaruh bantal yang tadi dilempar.
"Terus. Mau kasih cucu gak mau nikah gitu. Kamu cuma mau enak-enakan aja terus. Numpang Hanny gitu tanpa ikatan?"
Rafael mengangguk.
"Bener-bener kamu yaaa..." mama rafael kesal. Dia mendekati rafael dan langsung memukulinya.
"Laki-laki kok gak bertanggung jawab. Eh, kamu itu sudah ngapa-ngapain hanny loh. Sampai hamil, sampai dia keguguran. Lah kok gak mau tanggung jawab dengan menikahi hanny. Gimana kamu itu lohhh..."
Mama rafael kelelahan memukuli anak sulungnya itu. Dia langsung duduk dengan nafas ngos-ngosan.
Hanny tak tega melihat mama rafael. Hanny langsung melanjutkan langkahnya. Dia menaruh air minum dimeja dan menghampiri mama rafael.
"Ma, minum dulu." kata hanny membawakan segelas air minum untuk mama rafael.
Ma.
Rafael suka mendengar hanny memanggil mamanya dengan panggilan ma. Rafael suka. Tanpa sadar dia tersenyum.
Mama rafael langsung mengambil air minum dari tangan hanny. Dia meneguk segelas air putih itu dan mencoba mengatur nafasnya kembali.
"Sayang, kenapa sih kamu sampai mau jadi pacar rafael. Sampai mau tidur dan hamil anak dia. Kenapa kamu bisa jatuh cinta sama rafael yang bahkan gak mau menikahi kamu?" lanjut mama rafa tanpa jeda. Membuatnya sangat lelah.
Hanny diam. Semuanya hampir benar. Benar dia mulai mencintai rafael walau dia tau tak akan bisa menikah dengan rafael.
"Enggak tau, mama. Cinta kali, katanya kan cinta gak perlu alasan untuk mencintai." hanny.
Rafael tersentuh. Terdengar seperti sangat mencintainya. Hanny benar-benar mencintainya. Tapi rafael tau kalau mereka sama-sama bersandiwara agar tidak ketahuan alasan sebenarnya.
"Emm... Mama gemes banget sama kamu. Mama sayang banget sama kamu." mama rafael malah menarik hanny yang berlutut disampingnya dan memeluk hanny dengan erat.
"Pokoknya kamu harus jadi menantu mama. Gak mau tau. Kalau rafael gak mau menikah dengan kamu. Biar kamu nikah sama bisma. Jadi kan kamu tetep jadi menantu mama. Jangan sampai kamu diambil sama keluarga lain. Mama gak rela." kata mama rafael.
Yang membuat rafael terperangan. Sedikit ada yang terbakar didalam dirinya. Entah apa? Menikah dengan bisma? Mamanya akan menikahkan hanny dengan bisma. Enak saja.
"Ma, kok nikah samau bisma sih?" protes rafael dengan nada tinggi.
Mama rafael langsung menatap rafael dengan senyum. Hanny juga. Rafael terdengar sangat tak rela, cemburu kah?
"Ya kenapa, kamu gak mau kan nikah sama hanny. Ya mama nikahkan hanny sama bisma."
Kata mama rafael.
"Ya kalau bismanya setuju. Kalau enggak?" rafael.
"Setuju. Lagian kak hanny manis kok." bisma yang baru pulang kuliah langsung masuk dan menyambar ucapan rafael.
"Kalau papa setuju, kan kalian gak tau asal usul dan keluarga hanny. Papa kan sama mama selalu bilang supaya cari istri yang baik dan dari keluarga baik-baik." protes rafael lagi.
"Bisma yakin, papa pasti setuju." kata bisma tanpa ragu.
"Ok, kita lihat nanti."
Mereka menunggu papanya pulang. Mama rafael tak mau melepaskan hanny sedikit pun. Dia terus memeluk dan menciuminya. Hanny sangat senang. Seperti mamanya sendiri.
"Kita liat, papa pasti setuju bisma nikah." kata mama rafael tak kalah yakin.
Mereka menunggu sampai malam. Sampai makan malam, hanny ikut membantu memasak dan menyiapkan makanan di meja makan. Bisma yang baru selesai mandi langsung turun untuk makan malam. Begitu juga rafael.
"Tumben kak. Biasanya makan diruang kerja?" tanya bisma seakan menyindir rafael yang hampir tak pernah di rumah. Makan malam itu selalu diluar. Bilangnya ada kerjaan. Ada client penting, dll.
Tapi ini? Tepat waktu.
"Gak apa-apa."
Rafael tak perduli. Dia duduk ditempatnya. Hanny duduk disamping mamanya dan disamping taehyung. Rafael kesal. Kenapa harus samping bisma.
Kenapa tidak duduk jauh darinya. Kenapa mamanya terlihat sangat menyayangi hanny lebih dari mamanya menyayangi dirinya.
Pikiran rafael hampir meledak.
Tak lama yang ditunggu datang. Mereka langsung mengajukan pertanyaan yang sejak tadi mereka simpan untuk papanya.
"Pa, bisma masih kuliah. Dia gak boleh nikah kan?" tanya rafael.
Mama rafael tak mau kalah. "Pa, hanny baik kok. Manis kan anaknya. Mama suka. Bolehin ya pa?" tanya mama rafael yang langsung mendekati suaminya.
Papa rafael bingung menatap rafael dan mamanya. Dia baru sampai. Capek. Sudah ditanya aneh-aneh.
"Pa, boleh ya bisma nikah sama kak hanny?" dengan polosnya taehyung maju.
"Hah?" papa rafael terkejut.
"Kan hanny, pacarnya rafael. Kenapa jadi mau nikahnya sama bisma."
"Rafael gak mau nikahin hanny pa. Ya udah mama suruh taehyunh nikahin hanny. Kan kasian pa, masak rafael udah ngerusak hanny dia main tinggalin aja. Lagian bismanya mau kok." bujuk mama rafael.
Papa rafael masih dalam mode bingung dan capek. Dia menyerah.
"Terserah. Papa setuju aja."
Papa rafael langsung naik keatas. Dia menarik mama rafael untuk ikut dengannya. Menyiapkan air panas untuk mandi dan melayaninya.
Bisma malah bersorak senang. Rafael jadi sedikit lesu. Hanny sendiri bingung. Kalau disuruh memilih, hanny lebih suka dan mencintai rafael, tentu ingin menikah dengan rafael. Lagi pula sikap bisma bagi hanny masih seperti anak-anak. Jauh berbeda dari sikap rafael yang sebenarnya baik, terkadang, dan berwibawa, seperti sudah pantas menjadi seorang kepala rumah tangga. Sementara bisma
Hanny melirik bisma, Dia masih suka main-main.