"Yahh.."
Sasya ingin sekali menahan ayahnya untuk pergi. Tapi baru saja memanggil, sasya dapat melihat raut wajah ayahnya yang sangat kelelahan. Mungkin karena mengurus pengiriman strawaberry ke kota, ditambah memeriksa ladang.
"Ya udah, ayah hati-hati ya pulangnya."
"Iya. Raf, nitip. Jagain yang bener kalau mau balik sama sasya."
Kata ayah sasya pada rafael. Rafael malah menunjukan jempolnya, pertanda siap sedia menjalankan tugas dengan baik.
"Yukk.."
Rafael dengan percaya dirinya mendekati dan akan menggandeng sasya. Tapi sasya langsung menolaknya. Sasya menepis tangan rafael dan jalan mendahului rafael.
"Sya, hati-hati. Kamu bawa anak aku loh. Ada anak kita didalam perut kamu."
Rafael khawatir melihat sasya yang jalan cukuo cepat. Sasya tak perduli, dia terus berjalan. Hingga jalanan di malam hari membuatnya sedikit sulit melihat. Terlebih jalan melewati jalanan yang penerangannya terbatas.