"Ma, sasya minta maaf."
Sasya malah meminya maaf pada mama rafael setelah mendengar penjelasan papa rafael.
"Gak papa, mama tau kamu ngerasa kita manfaatin. Kita bohongin, terutama rafa. Kayak yang mama bilang, kalau kamu cinta sama rafael, kamu mau gak berusaha menyakinkan rafael kalau dia itu memang cinta sama kamu, bukan cuma butuh."
Sasya mengangguk mengerti. Sasya khawatir rafael tak pulang, terlebih sendiri di kantor, nanti kalau kedinginan dan sakit. Sasya yang sedih, sepertinya jantung hanny yang sedih. Jantungnya berperan penting keperasaan sasya.
"Ma, sasya boleh nitip iqbal. Sasya udah pompa asi buat iqbal, nanti kalau iqbal nangis atau mau minum, mama tinggal kasih ada di kulkas."
"Mau kemana sya?"
"Ke kantor ma. Sasya mau minta maaf ke tuan rafa. Sasya khawatir kalau tuan tidur di kantor ma. Apalagi sampai sakit."
Mama dan papa rafael saling melirik dan tersenyum senang. Rencana mereka untuk mendekatkan keduanya berhasil.
"Iya. Minta anter pak maman ya."
