"Tuan.."
Sasya ingin sekali mendekati rafael dan menghentikan tangisannya. Seperti menghentikan tangisan iqbaal dengan memeluknya. Sasya ingin sekali, tapi dia tak berani. Dia bukan siapa-siapa.
"Tuann.."
Sasya memanggil rafael sekali lagi dengan nada yang cukup keras. Rafael yang baru mendengarnya langsung memutarkan tubuh agar sasya tak melihat dia menangis. Rafael mengusap air matanya.
"Tuan tidak apa-apa?" tanya sasya yang mencoba memberanikan diri.
"Iqbal sudah tenang kan, sekarang keluar!" katanya dengan menunjukan tangannya yang mengusir sasya. Nadanya juga meninggi lagi.
"Iya." sasya tau rafael pasti makin marah dengannya, mungkin kali ini karena dia tidue diranjangnya dan hanny. Bukan kah itu lancang, seorang bisa dibilang babysister dengan beraninya tidur ditempat tidur majikannya.