Kandungan hanny sudah delapan bulan. Perutnya sudah sangat besar. Dokter menyarankan hanny untuk sering berjalan-jalan mendekati hari kelahiran. Hanny pun sering jalan pagi ditemani rafael atau mamanya. Bahkan bibik dan yang lain datang untuk menjenguk dan menemani hanny kemana pun.
"Ma, hanny mau ke super market depan ya." kata hanny berjalan perlahan ke ruanh tengan mendekati mamanya yang sedang nonton gosip.
"Ahh, mau ngapain?" mama rafael langsung berdiri dan mendekati hanny. Mama rafael meminta hanny duduk dulu.
"Hanny pengen ice cream ma. Di lemari pendingin udah gak ada ma." kata hanny. Mama rafael menggeleng.
"Mama suruh bibik buat beliin. Kamu mau rasa apa?" tanya mama rafael yang akan pergi. Hanny malah jadi cemberut.
"Ma, hanny maunya kesana sendiri. Pengen liat super market." pinta hanny dengan manja.
Mama rafael tepok jidad. Ada-ada saja permintaan ibu hamip satu ini. Mama rafael pun tak ingin membuat mood hanny hancur. Dia akhirnya mengizinkan hanny, dengan syarat ikut ke super market.
"Bentar. Mama ambil tas dulu." kata sang mama mertua pada hanny. Hanny tersenyum senang.
Hanny menunggu mamanya keluar. Setelah mengambil tas jinjing miliknya, mama rafael membantu hanny yang sudah sedikit susah untuk berdiri. Mama rafael bahkan menuntun dan menggandeng hanny hingga keluar rumah.
Sepanjang jalan, hanny tetus memegani pinggangnya dan perut buncitnya yang sudah sangat besar. Satu bulan lagi dia akan lahir, hanny tak sabar menyambutnya.
Hanny dan mama rafael diantar supir mereka ke super market yang tak jauh dari kompleks elit tempat tinggal rafael.
Sesampainya disana mama rafael juga membantu hanny keluar hingga kedalam super market. Mama rafael mengambil troli dorong dan mendorongnya, yang tadinya hanny ingin belanja ice cream, hanny malah jadi tertarik untuk membeli banyak cemilan.
Mama rafael yang mendorong trolinya. Hanny mengambil beberapa cemilan yang dia inginkan.
Klingg..
Sampai ponsel mama rafael berbunyi. Mama rafael berhenti untuk mengecek ponselnya. Dia menepuk jidadnya, baru ingat kalau ada janji dengan temannya.
"Sayang.." mama rafael mendekati hanny.
"Iya ma." hanny berhenti dan berbalik menatap mamanya.
"Sayang, maaf ya. Kita harus pulang. Mama lupa ada janji." kata mama rafael dengan penuh penyesalan.
Hanny yang tadinya asik melihat banyak makanan dan sedang memilih-milih cemilan yang dia suka, jadi muram.
"Ma, hanny disini sendiri gak apa-apa kok. Hanny masih mau liat-liat." kata hanny pada sang mama mertua.
"Jangan lahh. Mama batalin aja deh janjinya." kata mama rafael. Mama rafael ingin mengambil ponselnya dan menelpon temannya.
"Ma." hanny menahannya.
"Jangan dong, hanny gak enak sama mama dan temen mama." pinta hanny.
"Mama pergi aja. Hanny beneran gak apa-apa, kan ada supir."
Mama rafael teringat bisma. Dia ada di rumah. Dia bisa datang ke super market dan menjaga hanny.
"Bentar, mama telpon bisma." mama rafael menelon bisma.
Bisma yang sedang istirahat langsung otw ke super market. Dengan mobilnya dia langsung sampai dalam beberapa menit.
"Siap sedia buat kakak ipar tersayang." bisma datang dan hormat seakan hormat pada ketua polisi, yaitu mamanya.
Hanny tersenyum melihat tingkah asal bisma. Mama rafael juga. Bahkan banyak pengunjung yang memperhatikan bisma karena ucapannya yang lantang.
"Seneng banget ya punya adik ipar kayak gitu." kata beberapa orang yang berbisik ketika melewati bisma.
"Tampan lagi." kata orang yang satunya.
Bisma tak sengaja mendengarnya. Dia langsung membusungkan dadanya dan cengengesan.
"Ihh.. " mama rafael mendekati bisma dan mencubit pipi bisma dengan gemas. Bisma protes.
"Mama.. Bisma udah bukan anak kecil lagi maa.." kesalnya.
Tapi mamanya tak perduli, dia terus mencubit pipi bisma dan mengacak rambutnya.
"Jagain kakan iparnya yang lagi hamil."
"Iya ma.." bisma mengerti.
"Sayang, mama tinggal ya." mama rafael beralih pada hanny dan mengusap pipi juga perut buncitnya.
"Jangan nakal-nakal didalem ya cucu oma sayang.."
Mama rafael pergi. Hanny dijaga dan diawasi bisma. Sementara hanny mengambil beberapa makana, bisma mengikuti hanny sambil mendorong troli dan bertukar pesan dengan seorang wanita disebrang sana.
"Kak. Aku kebelet nih. Bentar ya, ke toilet bentar." kata bisma pada hanny.
"Ok."
Bisma pergi ke toilet. Airin dan orang tuanya menggunakam kesempatan itu untuk menemui hanny yang sendirian dan tanpa pengawasan orang-orangnya rafael.
"Hai sayangg.." airin muncul dari balik rak super market. Dia mendekati hanny.
Hanny ketakutan. Dia berjalan menjauhi airin. Tapi disisi lain tantenya datang.
"Hai keponakan ku tersayang, mau kemanaaa" tante hanny mendekati bahkan mencolek dagu hanny.
Hanny mencoba kabur mencari jalan lain. Tapi omnya malah muncul. Ketiganya menyudutkan hanny hingga hanny berjalan mundur dan langkahnya terhenti karena dibelakangnya tepat rak super market. Hanny terpojok.
"Kok nikah gak ngundang kita sihh?" tanya om hanny menatap hanny penuh curiga. Hanny makin ketakutan.
Mereka tak pernah baik, tak mau hanny menyusahkan mereka, tak pernah menyayangi hanny. Tapi ini? Kenapa mereka tiba-tiba muncul. Untuk apa?
"Iya nih. Kok gak ngundang-ngundang sihh." airin.
"Lagi hamil gede jugaaa.." tante hanny mendekatinya bahkan mengusap perut buncit hanny.
"Tante, jangan sakitin anak aku." hanny takut, dia segera menepis tangan tantenya. Mereka malah tertawa.
"Enggak lahh.. Kita kan sayang sama kamu.". Tante hanny terus mencoba mengusap perut hanny walau terus hanny tepis.
"Tante sama om mau apa? Tapi tolong jangan sakitin aku sama bayi aku." pinta hanny pada keduanya.
Mereka puas, rencana ketiganya berhasil. Memeras hanny.
"Kasih kita uang dong, masak gak kasihan sih sama kita. Kita keluarga kamu loh, hann." kata airin dengan nada datar dan tanpa rada bersalah memperlalukan hanny dengan tidak baik.
"Berapa?" tanya hanny...
"Woo.. Mentang-mentang orang kaya sekarang yaaa.." om hanny.
Hanny ada disudut super market yang sepi, hanny juga tak bisa berteriak karena mereka mengancam kalau hanny teriak, hanny bisa menyakiti perutnya. Hanny pun pasrah. Dia hanya bisa berharap bisma segera kembali dan menolongnya.
"Liat isi tasnya dulu dong. Istri orang kaya istri tas sama dompetnya apa sihh.." airin menganbil tas hanny. Dia membuka dompet hanny.
Ada kartu kredit dll. Airin langsung mengambil dan menunjukannya pada sang mama dan papa. Diam-diam hanny menelpon seseorang.
*
Rafael sedang meeting. Dia sengaja membiatkan hpnya salam mode dering. Sampai telpon dari hanny masuk.
"Halo sayang, kenapa?" rafael mengangkat telponnya. Tapi hanny tak juga bicara.
"Kalian boleh ambil semuanya. Tapi tolong, jangan sakiti saya atau anak saya."
Rafael khawatir mendengar ucapan hanny. Rafael langsung bergegas dan meninggalkan meeting begitu saja. Untungnya rafael memasang pelacak di ponsel hanny, sengaja untuk jaga-jaga dan sekarang.. Rafael tau dimana hanny.