"ah... " ucapku kaget langsung berlari pergi keluar menuju kelasku
brakkk.... suara tutupan pintu uks yang kubuat sangat keras
bagaimana tidak? aku malu dan lagi aku masih mencintai raka mana bisa aku langsung dengan devan, apa lagi anak sekelas udah tau aku suka raka, nanti aku dicap buruk gimana? jadi aku semakin yakin salah satu penyebab raka mati itu gara gara devan!!! gumamku sambil berlari dikoridor dan menuju kelas
srekkk.... bunyi geseran pintu lalu aku masuk dengan wajah kesal,mereka hanya melihat ku tak ada yang berani menyapa,bahkan bu sri saja bisa langsung memahami situasi,melihat mereka hanya terdiam aku langsung menuju tempat kursi ku,lastry hanya bisa menatapku beberapa menit lalu menghadap kedepan
"baik, reina kondisi mu sudah baikan?" tanya bu sri perhatian
"lumayan buk,tadi saya kira sudah lumayan sembuh eh ternyata ada biangnya buk" cetus ku kesal dengan kelakuan devan
"biang?" tanya bu sri kebingungan
"iya buk,kan ada salah satu murid dari kelas ini masuk uks karena katanya sakit" cetusku kesal
"ah siapa ya? " tanya bu sri kebingungan seperti amnesia,maklum dah tua
"itu buk sidevan tadi izin ke uks" sahut lily memperjelas
"ah baiklah anak itu memang tidak ada habisnya,usil" ujar bu sri menggeleng geleng kepala nya
"baik kita lanjut saja,ayo nomor absen selanjutnya silahkan keluar" tambah bu sri melanjutkan omongannya
srekk.... bunyi geseran pintu keluar
"siapa lagi yang belom? angkat tangan" tanya bu sri
"saya buk" sahut seseorang
"saya jugak"
"1..2...3...4...5" ucap bu sri sambil menghitung murid yang belum
"oke baiklah"
setelah menunggu murid tersebut pulang kekelas akhirnya dia datang jugak...
srekk..... bunyi geseran pintu dari luar
"oh kamu sudah nak?, berkata jujur kan? " sambut bu sri diselingi pertanyaan kepadanya
namanya maynina,dia anak direktur suatu perusahaan tapi dia tak terlalu penting dihidupku karena kami tak saling akrab, tingginya sekitaran 165 cm tinggi bukan? katanya nih kalau cewe tinggi susah dapet cowo, emang beneran? entahla aku jugak ingin jadi tinggi!
"tentu buk" ucapnya tersenyum dengan paras wajah yang cantik
"baiklah silahkan duduk" perintah bu sri
"selanjutnya" suruh bu sri
sudah beberapa jam berlalu hanya untuk menunggu 5 siswa terakhir tadi diinterogasi,memang lama tapi kuharap cepat terbongkar siapa yang membunuhnya,kalau hanya curiga tentu saja aku curiga dengan devan! tapi aku tak bisa berbuat apa apa,diselingi lagi aku tak punya bukti serta ayahnya seornag polisi!, tapi bukankah seorang polisi harua bersikap jujur dan adil? kurasa dia sudah menyelidiki keluarga terdekatnya dahulu
tok... tok... tok.. suara ketukan pintu terdengar dari luar
"silahkan masuk" sahut bu sri dari dalam
"saya masuk ya"
dan ternyata itu pak polisi yang ingin mengucapkan terimakasih atas kerja samanya dengan kami
"sebelum itu kalian sudah tau bapak kan? bapak yang menanggung kasus raka teman kalian jadi terimakasih karena sudah membantu kami" ucapnya sambil tersenyum
"sama-sama pak" balas kami serentak tapi ada jugak yang gak ngerespon
"oke bapak izin keluar ya, dan lagi buat satu siswi yang bapak kasih kartu namanya tolong diingat ya lalu hubungin saya,karena ingatannya sangat penting dan jangan lupa walau siswi itu gak ngehubungin saya, saya bisa datang kapan aja kesekolah ini untuk menagihnya jadi hati hati ya" ucapnya sambil tersenyum
ah sial padahal aku tak ingin mengingat lagi, kepalaku rasanya mau pecah. gumamku bergindik
"siapa nama siswi tadi? " tanya pak polisi
"reina pak" sahut bu sri
sial,padahal sudah bagus gak ada yang ngerespon! gumamku kesal
"reina? mana anaknya" tanyanya lagi
"itu pak dia duduk di barisan 2 paling akhir" tunjuk buk sri
"ah, saya pak" ucapku tersenyum palsu menahan rasa kesal sudah tau gak ingat kenapa malah memaksa!
"oke nak saya ingat wajah kamu jadi jangan lupa ya" ucapnya lalu pergi
syukur saja dia pergi aku merasa lega, karena tak begindik lagi saat ada dia gak anak gak bapak sama aja!!
"oke karena sudah selesai ibuk izin keluar ya san digantikan dengan bu nayla sesuai janji tadi pagi terimakasih atas waktu kalian" ucapnya tersenyum dan pergi meninggalkan kelas
beberapa saat kemudian terjadilah keributan lagi dikarenakan bu nayla izin karena ada keadaan darurat dan tak bisa mengisi jam pelajaran kami,karena sekolah negeri jadi hanya dikasih tugas saja, dan tipikal kelas kami "gak ada guru sama saja dengan jamkos (jam kosong) " aneh kan?
"eh reina! kenapa lo tadi kok bisa dikasih kartu ama pak polisi, apa lo jadi tersangka pelaku? " tanya diana penasaran
"ah itu sebenarnya gw tadi tu disuruh inget kejadian sebelum raka mati dan gw dah berkata jujur tapi pak polisi tu gak percaya dan maksa, akhirnya gw pingsan" balasku meyakini mereka
"owalah jadi gitu" sahut seseorang
"eh brw tadi lo ketemu devan kan ya? aneh banget loh dia sakit aja masih ganteng beruntung banget lo rein! " ucap salah seorang pemuja devan, kurasa matanya harus diperbaiki
andai lo tau kejadian yang sebenarnya gumamku kesal+pasrah
"beruntung apaan ketemu mahluk menyebalkan! " ucapku membenarkan ekspetasi mereka
"alah, lu aja mah yang gak suka dia hati hati dia punya pesona tersendiri loh, hoho" balasnya
"sorry gw kebal" ucapku membanggakan diri karena sampai kini masih tak tertarik dengannya
"bilang aja kalau lo sebenarnya sukak devan tapi karena gw yang jadi barisan paling depan lo mundur kan? hahaha bilang aja deh" sahut luna berdiri meninggalkan tempat duduknya dan menuju pintu keluar kelas
"sorry banget yah, gw gak mau bersaing ama yang sok tinggi wkwk" balasku memanasi dia
"apa kata lo?!! tinggi gw tu 156 ya bahkan lebih tinggi dari harga diri lo" sahutnya emosi mengurung niat keluar dari kelas
"ck, padahal kan ya maksud gw dari sok tinggi tuh harga diri lo kok malah ke tinggi badan, ups hahaha" ejekku
"ya pada nyatanya harga diri gw memang tinggi bahkan melebihi derajat orang tua lo" ucapnya merendahkan
"gini amat harga diri tinggi ampe kecolongan start ups" ucapku santai, padahal aku emosi karena dia memancing dengan cara membawa orang tua
"ya karena murahan makanya ngedekatin duluan, namanya murahan udah pasti laku kan? haha " balasnya lalu pergi keluar
srek.... saat luna menggesek pintu ternyata ada orang yang mendengarkan perdebatan kami
"oh dari tadi kalian ribut cuman gara gara gw?, haduh susahnya jadi orang ganteng" ujar devan bangga
"omg my honey bunny sweetie udah keluar, padahal niatnya mau kunjungin kamu " sahut luna sambil memeluk devan dan menatap sinis diriku yang masih berdiri ditempat debat tadi
"ck, paan sih lo gak usah megang megang gw! gw gak suka kontak fisik! " cetus devan mendorong luna menjauh darinya
"hah, kenapa? apa aku ada salah?" tanya luna kebingungan
"itu gara gara kejadian 10 tahun yang lalu!! gara gara lo dan sekarang lo lupa? ck, menjijikkan! " cetus kesal devan lalu pergi menuju kursinya meninggalkan luna yang berdiri dihadapannya
aku yang dikursi kaget mendengar kejadian apa yang sampai membuatnya trauma dengan kontak fisik (bersentuhan) mungkin bukan aku saja yang kaget sekelas jugak bahkan kaget setelah mendengarnya
sebenarnya apa yang terjadi selama ini???