Di suatu malam, Alka menyentuh pipi Lian dengan tangan kanannya. Dia tersenyum, kemudian tangannya beralih membenarkan mahkota yang ada di kepala Lian.
"Lian gak nyangka, kalau di bumi ini, ada manusia yang pesonanya seindah bintang di malam hari," ujar Alka.
"Maaf, Lian terpesona sama lo. Izinkan Lian buat milikin lo sepenuhnya," sambung Alka sembari mendekatkan wajahnya. Setdah bibirnya monyong-monyong gitu. Bikin deg-degan oy.
Tiba-tiba saja, bibir Alka dan bibir Lian menyatu. Namun, tiba-tiba saja ada bau busuk yang menyengat di hidung Lian.
"Kok mulut lo bau sih!" keluh Lian.
"Oh bau ya, salah siapa lo jarang nyuci kaos kaki lo," jawab Alka.
"Hah kaos kaki? Kaos kaki apaan sih?" tanya Lian bingung.
"Sadar, Dek, sadar!" Kali ini, bukan lagi suara Alka yang Lian dengar, melainkan suara Riki. Kesadaran Lian pun langsung ketarik ke dunia nyata.
BWEEH!