Adri mulai pusing, agak mual juga setelah dibawa kebut-kebutan oleh Zidan selama dua jam lebih di jalan tol, jalan raya, hingga alternatif menuju Bandara Soekarno-Hatta malam itu. Adri sampai takut melihat speedometer mobilnya sendiri. Beberapa waktu lalu, jarumnya menunjuk ke kecepatan 180 km/jam, bahkan nyaris 200 km/jam. Seumur hidupnya mengendarai mobil sedan sport keluaran Jepang itu, tidak pernah Adri melewati garis kecepatan 120 km/jam. Adri semakin curiga kalau Zidan ini seorang mantan pembalap liar.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, setengah jam lebih lagi Jesslyn seharusnya boarding. Tapi ternyata aksi kebut-kebutan Zidan itu membuahkan hasil, karena mereka sudah ada di area bandara sekarang.
"Terminal mana?" tanya Zidan memecah keheningan setelah tidak ada percakapan sepanjang perjalanan.
"A2," jawabnya cepat. Semakin was-was takut ditinggal take off oleh Jesslyn.
"Oke."