Pelayat sudah berdatangan ke rumah Alan. Pintu sudah dibuka lebar seolah siap menyambut siapa saja yang datang sekedar untuk memberikan salam perpisahan pada seorang Bapak yang sangat baik serta rendah hati. Tidak kesombongan yang terpancar dari dirinya, meski memiliki anak seorang CEO perusahaan besar dan terbilang sangat sukses, tapi ia tak pernah bisa berjalan dengan mengangkat dagu karena kepongahan.
Bapak orang yang tawadhu, tak jauh beda dengan almarhum Pak Lurah. Dua pria baik hati ini telah kembali ke sisi Tuhannya. Apa lagi yang bisa dikata? Alan, Lana terlebih Ambu sangat dirundung oleh duka mendalam.
Pantas saja Bapak berpesan seperti itu pada Lana. Agar jangan nakal dan menurut pada Ambu, Alan dan juga Nada. Ternyata beliau sudah hendak pulang.
Alan juga merasakan keanehan atas permintaan Bapak yang tak biasa. BEliau sangat ingin memiliki gerai buah-buahan untuk Lana. Apakah ini semacam wasiat? Kalau iya, Alan harus segera merealisasikannya.