Di sela-sela menutup toples, Jack mendapati perubahan raut wajah pria di depan meja konter. Simon tampang terkagum-kagum meski tak mengeluarkan pujian berarti.
"Unik yah? Tetapi ada yang lebih unik lagi daripada warna kopi ini?"
Simon memang tak bertanya, tetapi sorot matanya sudah menjelaskan bahwa dia teramat penasaran dengan kelanjutan ucapan Jack.
"Kopi ini berasal dari kotoran Luwak."
"Lu—luwak?"
"Sejenis musang."
Manik rubah seketika terbelalak. Raut penasaran langsung berubah menjadi tatapan tak percaya sekaligus jijik. Bagaimana bisa? Simon ingin menyuarakan itu tetapi lidahnya terlalu kelu dan bibirnya sangat kaku untuk terbuka.
"Dan ini kopi sama dengan yang kau minum barusan."