Terjebak dalam pondok berukuran tiga kali tiga meter di tengah badai salju terasa lebih baik ketimbang berada di satu ruangan dengan orang yang berstatus mantan kekasih. Meski badai salju lebih mematikan jika tak ada pertolongan datang dalam beberapa jam kedepan, Simon lebih memilih membeku di antah berantah daripada berbicara dengan Emily. Sekalipun dia mati, dia akan meninggal dalam damai.
Tapi sebelum kematiannya yang damai, izinkan dia untuk meremukkan tengkorak Jack.
"Bro, berhentilah menatapku seperti itu." Si pria gondrong mengkerut takut. Instingnya mendeteksi bahwa keselamatannya tengah berada dalam bahaya.
"Kenapa kau membiarkannya masuk?" desis Simon yang hanya dapat didengar oleh Jack. Saat ini mereka berdua sedang berada di ruangan lain, yang sedikit pengap dan sangat sempit. Simon bahkan harus rela sweater berbahan wol premium miliknya dikotori oleh sarang laba-laba.
"Ya? Menurutmu untuk apa? Barangkali dia- ah bukan, sudah pasti dia ingin berbaikan padamu."