Gilang hempaskan tubuh istrinya itu ke ranjang sedikit kencang, kemudian ia susul dan tidak membiarkan Kinan menghapus isakannya.
Isakan dan air mata itu membuat Gilang merasakan hal yang berbeda hari ini, ia merasa sangat dicintai dan diinginkan oleh istrinya sampai-sampai Kinan harus menangis seperti itu demi menunjukkan bahwa tidak ada pria selain dirinya di hati saat ini, bahkan Gilang menjadi yang pertama dan terakhir.
Gilang raup rakus bibir merah itu, mengecupi sejenak wajah basah demi menghapus air mata lewat sentuhan lembutnya, tidak ia biarkan air mata itu terlewat dari sentuhannya, harus dia yang menghapus sampai kering.
"Kamu cinta sama aku?" tanyanya menggoda Kinan.
"Ih, kok ditanya lagi sih, kan aku udah bilang berkali-kali kalau aku cinta dan sayang sama Mas!" Kinan menjejak kesal, kakinya terperangkap diantara kedua kaki Gilang yang setengah menindihnya.