"Inget omongan gue, nggak perlu ke luar kamar, lo di sini aja!" peringatan kesekian kalinya.
"Iya," jawab Haisha singkat.
Baju yang Fahri pakai itu membuatnya kesal dan khawatir, pasalnya tadi sudah ia pilihkan yang rapat, tapi Fahri menggantinya dengan kemeja bermotif pantai dengan banyak pohon kelapa.
Warna putih bercampur biru laut itu membuat kulit Fahri menyala dan yang lebih utama adalah wajahnya.
Ingin Haisha berkata, 'Jangan peduli sama lirikan cewek ya!'
Tapi, siapa dia yang sampai mendapat izin untuk memberi peringatan pada Fahri seperti itu.
Kunci kamar masih tergantung di pintu, Fahri hanya menutup biasa tanpa mengunci dari luar, itu artinya Haisha tidak benar-benar terkurung.
"Ica penasaran, mau lihat!" ia bergumam-gumam berperang pendapat dengan dirinya sendiri.
Berulang kali mengintip dari jendela kamar yang kecil, pandangannya terhalang karena ada pot besar tepat di depan sana, dia hanya bisa melihat daun-daun pohon yang melambai-lambai.