Terpaksa, Haisha tarik dua koper dengan langkah menyeret mengikuti Fahri yang berjalan lebih dulu.
Pria dengan kondisi labil dan sejuta pesona itu menjalankan perannya sama seperti sang ayah, menyapa juga berbincang dengan para pekerja inti perusahaan.
Haisha kira para pekerja itu masih sama mudanya dengan Fahri, ternyata tidak, mereka sudah berumah tangga lama seperti kedua mertuanya, bahkan ada anak-anak muda seusia Haisha di sana.
"Ini Ica, istri saya, Pak." Fahri tarik tangan Haisha mendekat, kemudian merangkul bahu gadis itu.
Haisha sontak melirik gelagat aneh suaminya, ia ingatkan diri sekali lagi kalau saat ini mereka harus berakting sebaik mungkin, itu kesepakatan yang sudah dia dan Fahri buat selama perjalanan.
"Cantik sekali, masih muda ini pasti ya ...."
