Pagi telah tiba, tepat disaat mereka menggosok rambut basah yang kesekian kalinya dalam dua hari pertemuan singkat ini. Aksara seolah tidak mau melewatkan satu jam pun tanpa Tiara dan mendengar semua rintihan khas istrinya itu.
Karena dari sentuhan itu Aksara mengatakan cintanya yang begitu dalam dan pasti pada Tiara, dia gadis yang satu-satunya Aksara cinta, tidak ada dan tidak akan ada lagi di lain waktu, hanya Tiara seorang.
"Sayang, Aksa, aku udah buatin minuman anget, buruan diminum!" Tiara tampak berjalan mendekat, sedang Aksara masih betah merenung di tepi ranjang dengan bertelanjang dada.
Mereka baru saja mandi bersama dan mengulang malam panas di sana, menciptakan ritme bersama tanpa henti dan rasa lelah juga perih yang ada. Tiara mengiyakan setiap pinta suaminya itu, terlebih lagi tidak ada keluhan di sana dan hal itu membuat Aksara semakin bersemangat.
"Sayang, ayo!"
