Rinai menatap Langit dari layar handphonenya. Ia hanya bisa tertawa, kala laki-laki itu juga menatapnya balik. Itu hanya untuk menutupi kegugupannya saja, saat ditatap seperti itu oleh sosok yang ia sukai.
"Kamu tau nggak Langit? Kamu bikin aku gerogi." Akunya, membuat Langit tertawa ditempatnya.
"Biarin aja, kapan lagi kan lihat wajah kamu merah kaya kepiting rebus gitu." Rinai memanyunkan bibirnya.
"Kok kamu gitu sih?"
"Aku gitu karena kamu gini, kan jadinya jodoh." Rinai menggeleng-gelenggkan kepalanya, melihat tingkah laku Langit.
"Mana ada jodoh cuman karena kamu gitu aku gini."
"Ada dong, buktinya kita." Langit kembali tertawa, membuat Rinai ikut tertawa.
"Kapan mulai kuliah?" Langit berdiri dari duduknya dan berjalan menuju tempat gitarnya berada.
Rinai yang tak bisa melihat wajah laki-laki itu hanya bisa menghela nafas. Kemana perginya laki-laki itu. Pikirnya.