"Lo kira, Rinai layangan apa! Ditarik ulur begitu." Tritan menatap Langit yang diam tak berkutik duduk bersandar di bangku yang sudah tak terpakai. Semilir angin menerpa wajahnya, Yap. mereka sedang berada dirooftop. Semenjak insiden yang terjadi beberapa jam yang lalu. Langit, Regan juga Tritan memilih rooftop sebagai tempat mereka.
"Cowo bangsat, nggak pantes sama cewe secantik bidadari gitu." Regan berceletuk, membuat Langit membuka matanya.
"Gue ngerasa nggak pantes banget sama Rinai." Langit menghela nafasnya.
"Pesimis bro?" Tritan tertawa dan kembali berucap. " Buat gue aja atuh, sayang cewe secantik itu malah pasangan sama cowo yang suka narik ulur. Dikira layangan kali."
Begitulah sahabat-sahabat Langit. Jika sudah menasehati, tidak perlu bertele-tele kalau sudah kesal, bahkan bahasa kiasan tak mereka hafalkan.
"Gue lagi mikir gimana caranya, gue bisa bikin bokap sama nyokap ngerti."
