Waktu telah menunjuk pukul 11 malam. Aleena yang kini tengah duduk di ruang tengah terus menatap ke pintu utama berharap Mikael segera datang.
Berulang kali ia coba menghubunginya, namun tak kunjung mendapat jawaban.
Sejak perdebatan mereka siang tadi, Mikael tak kunjung pulang hingga sekarang. Dan yah, Aleena juga akan mengira bahwa lelaki itu akan marah padanya.
Aleena pun telah membentengi dirinya dengan memakai drama penuh air mata, namun rupanya itu tak ampuh untuk meredakan emosi sang pemuda.
Aleena duduk di ruang tamu dengan wajah gelisah. Sorot matanya terus berarah pada pintu yang tak kunjung terbuka.
"Apa dia sekarang lagi ada di markas, ya?" tanya Aleena yang hanya dijawab oleh keheningan apartemen sana. Suasana yang begitu dingin sungguh mencekam dalam benaknya.
Gadis itu kembali bangkit dari tempatnya. Kakinya kembali berjalan ke arah pintu dan mengamati situasi di luar apartemen dari lubang kecil itu.
