Sampai di sebuah rumah yang terbuat dari kayu itu ia berteriak, namun tidak ada jawaban hingga terpaksa dia membuka pintu dan masuk kedalam rumah. Masih tidak ada jawaban. Hingga memutuskan untuk masuk ke sebuah kamar. Keringat tengah membasahi tubuh dan keningnya.
"Astaga! Aku sedang panik kalian malah enak- enakan!" geramnya dengan menatap tajam dua sejoli yang tengah bercinta.
"Jangan dihiraukan, Rold, paster, akh …," pintanya dengan terus memejamkan matanya.
"Oh, My Rold, eum …" Desahan itu semakin membuat Rival jijik.
"Rold, hentikan! Ada mobil menuju kemari!" titahnya, namun Rival juga merasa ada yang aneh dengan tumbuhnya melihat adegan panas di depan matanya. Namun, ia masih bisa mengendalikan hasratnya.
"Sedikit lagi, sayang," ucapnya tanpa menghiraukan imbuhan sahabatnya.
"Rold, ada yang datang! Sudahlah, aku tidak mau mati, Rold!"