Key terduduk di taman dengan wajah yang sendu. Matanya berkaca melihat sketsanya yang hancur, bukan soal sketsa, tepatnya, dia tidak terima wajah dalam gambar itu di injak dan tercabik.
Adam menatap heran, siapa sebenarnya yang ada dalam sketsanya. Ia memeluk Keysha yang tengah tertunduk dengan mata yang berkaca.
Kau kenapa, Key?" tanyanya lembut dengan memeluk dan menepuk punggung Key dengan perlahan.
"Menangislah, Key, jika itu bisa membuatmu lebih baik," ucapnya dengan nada lembut.
Namun gadis dalam pelukannya masih tak bergeming, belum ada tangisan hanya helaan napas yang berat terdengar.
"Key, kau kenapa? Ceritakanlah, mari kita berbagi, Key!" serunya dengan memegang kedua bahu Key dengan menatap lekat gadis yang pertama ia lihat dengan rasa ketertarikan saat gadis ini menggembala kambing. Gadis yang selalu tampak ceria, senyum indah selalu menghiasinya, namun, hari ini ia melihat sisi lain yang berbeda.