"Ndy, maaf atuh, aku teh tadi udah masak, terus beberes. Habis itu aku ketiduran, lupa nutup pintu depan. Ada kucing masuk, terus dia teh ngemakan tuum ikan peda. Semuanya jadi berantakan, ak-aku teh min-ta ma-af," jelas Ines terbata-bata, kepalanya menunduk karena takut pada Ardy. Air hangat mengalir dari matanya, bahunya berguncang pelan.
Melihat Innes yang tiba-tiba menangis, Ardy semakin bingung ada apa dengan istrinya. Padahal sedikitpun ia tidak marah atau membahas urusan rumah. Ia mematikan rokoknya, lalu menselonjorkan kaki karena merasa pegal.
"Innes, sini," panggilnya.
"Iya," sahut Innes beringsut mendekati suaminya.
,
"Kamu kenapa nangis?" tanyanya lembut.
"Kamu jangan marah, aku nggak biasa di gituin. Appa aja nggak pernah marahin aku, Ndy," jawab Ines masih tertunduk.